Ayat Ulangan 28:21 merupakan bagian dari khotbah peringatan Moses kepada bangsa Israel sebelum mereka memasuki Tanah Perjanjian. Ayat ini adalah salah satu dari sekian banyak kutuk yang dijabarkan sebagai konsekuensi dari ketidaktaatan mereka terhadap hukum dan perintah Allah. Peringatan ini bukan tanpa alasan, melainkan sebuah bentuk kasih dan keadilan ilahi. Allah menginginkan umat-Nya hidup dalam berkat dan kesuksesan, namun juga harus memahami konsekuensi serius dari pelanggaran perjanjian.
Makna Mendalam Peringatan
Kutuk yang disebutkan dalam Ulangan 28:21, yaitu penyakit sampar yang membinasakan, bukanlah sekadar gambaran fisik semata. Ia melambangkan kehancuran total yang akan menimpa bangsa yang memilih untuk berpaling dari sumber kehidupan mereka. Penyakit sampar di zaman kuno adalah momok yang mengerikan, tidak hanya menyebabkan kematian massal tetapi juga melumpuhkan tatanan sosial, ekonomi, dan spiritual. Ketika ayat ini berbicara tentang "melenyapkan engkau dari tanah", ini menyiratkan hilangnya eksistensi bangsa tersebut, terputus dari warisan dan tujuan yang telah Allah tetapkan.
Kutuk ini juga dapat diinterpretasikan secara simbolis. Kemalangan, kehancuran, dan bahkan "penyakit" dalam arti luas dapat berupa pertikaian internal, kehancuran moral, keterasingan dari Allah, dan hilangnya identitas. Ketika sebuah bangsa mengabaikan prinsip-prinsip kebenaran dan keadilan, ia akan rentan terhadap berbagai bentuk kehancuran, baik dari dalam maupun dari luar. Allah sebagai sumber segala berkat, ketika ditinggalkan, akan berakibat pada kekosongan dan malapetaka.
Konteks Perjanjian
Ulangan 28 adalah sebuah perjanjian besar antara Allah dan umat-Nya. Di dalamnya terdapat dua sisi: berkat bagi mereka yang taat, dan kutuk bagi mereka yang tidak taat. Ayat 21 jelas berada di sisi kutuk, mengingatkan bahwa ketaatan bukanlah pilihan opsional, melainkan fundamental untuk kelangsungan dan kesejahteraan hidup. Konsep perjanjian ini sangat penting dalam pemahaman teologis, di mana hubungan antara Allah dan manusia didasarkan pada janji dan konsekuensi yang saling terkait.
Peringatan ini juga menunjukkan kedalaman kasih Allah. Ia tidak ingin umat-Nya binasa. Dengan memberikan peringatan yang begitu tegas, Allah memberi kesempatan bagi bangsa Israel untuk merenung, bertobat, dan memilih jalan kehidupan. Pemahaman akan konsekuensi dosa adalah langkah awal untuk kembali kepada ketaatan. Kutuk ini bukanlah hukuman yang sembarangan, melainkan sebuah mekanisme koreksi ilahi yang bertujuan mengembalikan umat-Nya pada jalur yang benar.
Relevansi Masa Kini
Meskipun ayat ini berasal dari konteks perjanjian lama, prinsip di baliknya tetap relevan. Individu dan masyarakat modern yang mengabaikan prinsip-prinsip moral dan spiritual yang bersumber dari kebenaran ilahi seringkali mengalami berbagai bentuk "penyakit" dan kemalangan. Kehancuran keluarga, keruntuhan tatanan sosial, dan krisis moral adalah beberapa manifestasi dari berpaling dari Allah. Ulangan 28:21 menjadi pengingat bahwa ada konsekuensi nyata ketika kita mengabaikan panggilan untuk hidup dalam kebenaran dan kesucian.