Ayat Ulangan 29:2 merupakan pengingat penting akan pengalaman luar biasa yang dialami oleh bangsa Israel. Musa, sang pemimpin yang dipilih Tuhan, mengajak seluruh umat untuk merenungkan kembali momen-momen krusial dalam perjalanan mereka. Kata-kata pembuka ini bukanlah sekadar kilas balik sejarah, melainkan sebuah ajakan untuk menghayati kembali kuasa dan campur tangan ilahi yang telah nyata terlihat.
Frasa "di depan matamu" menekankan betapa peristiwa-peristiwa tersebut tidak terjadi secara samar atau tersembunyi. Bangsa Israel menjadi saksi langsung bagaimana Tuhan bekerja di tengah mereka. Dari pembebasan dramatis dari perbudakan di Mesir, di mana mereka menyaksikan murka Tuhan menimpa bangsa Mesir melalui sepuluh tulah, hingga momen penyeberangan Laut Merah yang ajaib, semua itu adalah bukti nyata kehadiran dan kekuatan Tuhan.
Penyebutan "Firaun dan semua pegawainya dan seluruh negerinya" menunjukkan skala campur tangan Tuhan. Bukan hanya Firaun sebagai raja yang berkuasa, tetapi seluruh sistem kekuasaan dan kehidupan masyarakat Mesir turut merasakan dampak dari keteguhan hati Tuhan untuk membebaskan umat-Nya. Ini adalah gambaran tentang bagaimana kuasa Tuhan jauh melampaui kekuasaan manusia manapun. Seluruh struktur sosial dan politik Mesir tunduk pada kehendak ilahi.
Musa menggunakan momen ini untuk menegaskan kembali identitas mereka sebagai umat pilihan. Pengalaman-pengalaman luar biasa ini seharusnya menjadi fondasi iman yang kokoh bagi generasi Israel yang baru, yang lahir di padang gurun atau yang masih terlalu muda untuk mengingat sepenuhnya peristiwa di Mesir. Ulangan 29:2 menjadi permulaan dari seruan untuk taat dan setia, yang didasarkan pada pengenalan akan siapa Tuhan itu melalui perbuatan-Nya yang dahsyat.
Setiap orang yang mendengar firman ini diajak untuk tidak hanya mengingat secara pasif, tetapi untuk secara aktif menarik pelajaran. Pengalaman "melihat" ini adalah pelajaran iman yang tak ternilai harganya. Ini mengajarkan bahwa Tuhan adalah pribadi yang aktif dalam sejarah, yang peduli pada umat-Nya, dan yang memiliki kuasa untuk mengubah keadaan yang tampaknya mustahil. Pertemuan dengan Sang Pencipta, yang digambarkan melalui peristiwa-peristiwa besar ini, membentuk pemahaman mereka tentang hubungan perjanjian antara Tuhan dan umat-Nya.
Di era modern ini, kita pun dipanggil untuk merenungkan "Ulangan 29:2" dalam kehidupan kita sendiri. Meskipun mungkin tidak ada tulah atau penyeberangan laut secara harfiah, Tuhan terus bekerja melalui berbagai cara. Pengalaman pribadi, keajaiban kecil dalam kehidupan sehari-hari, atau bahkan melalui kesaksian orang lain, semuanya adalah kesempatan untuk "melihat" dan menghayati kuasa Tuhan. Mengingat kembali perbuatan baik-Nya adalah langkah awal untuk memperkuat iman dan mendorong kita untuk hidup dalam ketaatan dan penyerahan diri kepada-Nya.