"Dan TUHAN berfirman kepada Musa: 'Sesungguhnya, waktumu untuk mati sudah dekat; panggillah Harun dan datanglah ke Kemah Pertemuan untuk menunjuk dia sebagai penggantimu.'"
Ayat Ulangan 31:14 menggarisbawahi sebuah momen krusial dalam sejarah bangsa Israel: pengalihan kepemimpinan dari Musa yang agung kepada generasi berikutnya. Frasa "Sesungguhnya, waktumu untuk mati sudah dekat" bukanlah sekadar pemberitahuan, melainkan sebuah panggilan ilahi untuk bersiap menghadapi transisi besar. Bagi Musa, ini adalah akhir dari sebuah era panjang pengabdian yang penuh tantangan, namun juga penuh berkat.
Perintah Tuhan untuk memanggil Harun dan menunjuknya sebagai pengganti Musa menunjukkan prinsip penting dalam kepemimpinan ilahi: perencanaan yang matang dan suksesi yang terorganisir. Tuhan tidak membiarkan umat-Nya beroperasi tanpa kepemimpinan yang jelas. Ini adalah bukti kasih dan keadilan-Nya, memastikan bahwa bangsa Israel akan terus dipimpin dan dibimbing bahkan setelah para nabi dan pemimpin utama mereka tidak lagi bersama mereka.
Fokus pada Harun, saudara Musa, juga memperlihatkan adanya pertimbangan keluarga dan kepercayaan yang telah terjalin. Namun, lebih dari itu, ini adalah penunjukan yang didasarkan pada panggilan Tuhan. Proses ini bukan hanya sekadar serah terima jabatan, melainkan sebuah peneguhan ilahi yang memberikan otoritas dan legitimasi kepada pemimpin baru. Ini mengingatkan kita bahwa kepemimpinan yang sejati selalu berasal dari Tuhan.
Konteks ayat ini, tepat di akhir kitab Ulangan, menegaskan bahwa ini adalah momen pemuncak dari perjalanan panjang bangsa Israel di padang gurun. Musa telah memimpin mereka keluar dari perbudakan di Mesir, menyeberangi Laut Merah, dan membimbing mereka selama empat puluh tahun. Sekarang, saat mereka siap memasuki Tanah Perjanjian, Tuhan mengatur agar kepemimpinan yang kuat terus berlanjut.
Bagi Musa, perintah ini tentu membawa perasaan campur aduk. Di satu sisi, ada kelelahan setelah perjalanan yang panjang. Di sisi lain, ada kerinduan untuk melihat bangsa itu akhirnya menetap di tanah yang dijanjikan. Namun, panggilan untuk menjalankan tugas terakhirnya ini menunjukkan kesetiaan dan ketaatan Musa hingga akhir hayatnya. Ia tidak pernah berhenti melayani, bahkan ketika kematian sudah di depan mata.
Pesan yang dapat kita ambil dari Ulangan 31:14 adalah bahwa Tuhan sangat peduli dengan kelangsungan kepemimpinan dalam umat-Nya. Transisi kepemimpinan, meskipun terkadang sulit, adalah bagian alami dari pertumbuhan dan perkembangan. Kita diingatkan untuk selalu berdoa bagi para pemimpin kita, baik di gereja maupun di masyarakat, dan untuk mendukung mereka yang dipanggil Tuhan untuk memimpin.
Selain itu, ayat ini juga mengajarkan tentang pentingnya persiapan. Musa dipanggil untuk mempersiapkan Harun, dan melalui Harun, generasi pemimpin berikutnya akan dilatih dan diperlengkapi. Ini adalah pengingat bagi kita semua untuk tidak hanya fokus pada tugas saat ini, tetapi juga untuk berpikir tentang bagaimana kita dapat mempersiapkan orang lain untuk melayani di masa depan. Tuhan selalu punya rencana, dan setiap akhir adalah awal dari sesuatu yang baru di bawah bimbingan-Nya.