"Oleh sebab itu, sekarang tuliskanlah nyanyian ini bagi kamu dan ajarkanlah kepada orang Israel, masukanlah itu ke dalam mulut mereka, agar nyanyian ini menjadi saksi terhadap orang Israel bagi-Ku."
Ayat Ulangan 31:19 merupakan bagian penting dari Kitab Ulangan yang disampaikan oleh Musa kepada bangsa Israel sebelum mereka memasuki Tanah Perjanjian. Ayat ini menggarisbawahi instruksi ilahi untuk menuliskan sebuah nyanyian dan mengajarkannya kepada umat Tuhan. Nyanyian ini bukan sekadar melodi atau syair biasa, melainkan sebuah sarana penting untuk menyampaikan kehendak Allah, janji-Nya, sekaligus peringatan-Nya kepada generasi mendatang.
Tujuan utama dari nyanyian ini adalah agar ia menjadi "saksi terhadap orang Israel bagi-Ku". Ini berarti nyanyian tersebut akan menjadi pengingat yang kuat tentang perjanjian antara Tuhan dan umat-Nya. Ketika orang Israel menyanyikan dan menghafalnya, mereka secara terus-menerus diingatkan tentang kesetiaan Tuhan dalam menepati janji-Nya untuk memberikan tanah yang subur dan berkat berlimpah. Namun, nyanyian tersebut juga akan memuat peringatan tegas tentang konsekuensi ketidaktaatan. Jika mereka berpaling dari Tuhan dan mengikuti allah lain, kesaksian ini akan menuntut mereka.
Dalam konteks yang lebih luas, pemberian nyanyian ini menunjukkan cara Tuhan yang penuh kasih namun juga berdaulat dalam mendidik umat-Nya. Ia tahu bahwa hati manusia cenderung mudah lupa dan mudah terpengaruh oleh lingkungan sekitar. Oleh karena itu, Ia menyediakan sebuah metode pembelajaran yang efektif dan abadi, yaitu melalui nyanyian yang mudah diingat dan diwariskan dari generasi ke generasi. Nyanyian ini menjadi semacam kitab suci yang hidup, selalu terucap dan terdengar di telinga, serta meresap di hati.
Perintah untuk "masukanlah itu ke dalam mulut mereka" menekankan betapa pentingnya pengucapan dan perenungan yang terus-menerus. Ini bukan hanya soal menghafal lirik, tetapi juga menghidupi makna di baliknya. Saat nyanyian itu diucapkan berulang kali, maknanya akan semakin dalam tertanam dalam kesadaran spiritual setiap individu. Nyanyian ini menjadi jangkar rohani, menjaga mereka tetap berpaut pada Tuhan di tengah berbagai godaan dan tantangan kehidupan.
Ayat ini juga memberikan gambaran tentang sifat perjanjian antara Tuhan dan manusia. Perjanjian tersebut tidak bersifat sepihak. Ada tanggung jawab yang dibebankan kepada manusia untuk tetap setia. Ketika kesetiaan itu dijaga, berkat akan mengalir deras. Namun, ketika kesetiaan itu dilanggar, konsekuensi peringatan akan menimpa. Nyanyian dari Ulangan 31:19 berfungsi sebagai pengingat yang holistik, mencakup kedua aspek perjanjian tersebut. Penting untuk merenungkan bagaimana kita hari ini merespons "nyanyian" dan "kesaksian" yang Tuhan berikan melalui firman-Nya.