Ayat Ulangan 31:2 merupakan sebuah momen krusial dalam narasi Kitab Ulangan, yang mencatat percakapan terakhir Musa dengan bangsa Israel sebelum mereka memasuki Tanah Perjanjian. Di usia yang sudah lanjut dan dengan keterbatasan fisik, Musa menyampaikan sebuah kenyataan pahit namun penuh hikmat yang telah diwahyukan Tuhan kepadanya. Ia menyatakan bahwa dirinya tidak akan diizinkan untuk memimpin bangsa Israel menyeberangi Sungai Yordan untuk memasuki tanah Kanaan.
Pernyataan ini tentu bukanlah sebuah hukuman atau kegagalan pribadi Musa. Sebaliknya, ini adalah bagian dari rencana ilahi yang lebih besar. Tuhan telah menetapkan bahwa Yosua, murid setia Musa, yang akan mengambil alih kepemimpinan dan membawa umat pilihan-Nya memasuki negeri yang dijanjikan. Musa telah mengemban tugasnya dengan luar biasa selama empat puluh tahun di padang gurun, membimbing Israel keluar dari perbudakan Mesir, menerima hukum Taurat, dan mempersiapkan mereka untuk kehidupan baru. Namun, Tuhan memiliki waktu dan cara-Nya sendiri bagi setiap pemimpin.
Usia 120 tahun bagi Musa adalah usia yang sangat panjang, terutama di zaman itu. Ia telah menyaksikan banyak hal, mengajarkan banyak hal, dan bergumul dengan banyak tantangan. Dengan mengakui keterbatasan fisiknya, Musa menunjukkan kerendahan hati dan penerimaan terhadap kehendak Tuhan. Pernyataan ini juga menjadi persiapan mental bagi bangsa Israel. Mereka perlu memahami bahwa transisi kepemimpinan akan segera terjadi, dan bahwa meskipun Musa adalah tokoh sentral yang mereka kenal, Tuhan tetap memegang kendali atas sejarah dan masa depan mereka.
Ilustrasi: Musa memandang Sungai Yordan menuju Tanah Perjanjian
Meskipun Musa tidak bisa memimpin secara fisik menyeberangi Yordan, ia tetaplah seorang nabi yang sangat dihormati dan memiliki peran vital hingga akhir hidupnya. Ia terus memberikan pengajaran, nasihat, dan arahan kepada Yosua serta seluruh bangsa. Ini mengajarkan kita bahwa Tuhan selalu punya cara untuk menggunakan setiap orang sesuai dengan kapasitas dan waktu yang telah Dia tentukan. Keterbatasan fisik bukanlah penghalang bagi Tuhan untuk terus bekerja melalui hamba-Nya.
Kisah ini juga mengingatkan kita tentang pentingnya kesiapan. Musa mempersiapkan Yosua, dan Yosua harus siap menerima tanggung jawab besar tersebut. Bangsa Israel juga perlu dipersiapkan untuk menerima pemimpin baru dan melanjutkan perjalanan iman mereka. Dalam kehidupan kita, seringkali kita menghadapi momen transisi, baik dalam karier, keluarga, maupun pelayanan. Ulangan 31:2 mengajarkan kita untuk selalu menyerahkan kendali kepada Tuhan, percaya pada rencana-Nya, dan siap menerima peran baru yang Dia berikan, bahkan ketika itu berarti meninggalkan zona nyaman.
Penegasan Tuhan bahwa Musa tidak akan menyeberangi Yordan bukanlah akhir dari kisah Musa, melainkan sebuah pengalihan fokus. Fokus beralih kepada Yosua dan generasi baru yang akan memasuki tanah yang dijanjikan. Musa kemudian diizinkan melihat tanah itu dari puncak gunung, sebuah gambaran yang indah tentang bagaimana Tuhan menghargai kesetiaan hamba-Nya. Pengajaran dari Musa, yang tercatat dalam Kitab Ulangan, terus menginspirasi dan membimbing umat Tuhan hingga kini, membuktikan bahwa perkataan dan hikmat Tuhan tetap relevan melintasi zaman.