"Setelah mereka selesai mempersembahkan segala korban bakaran dan korban penghapus dosa dan korban santunan, maka berdirilah raja Yoas dan seluruh rakyat bersukacita dan memuji Allah."
Ayat 2 Tawarikh 24:14 mencatat momen penting dalam sejarah Kerajaan Yehuda, khususnya di bawah pemerintahan Raja Yoas. Ayat ini menggambarkan puncak dari sebuah periode pemulihan dan keberhasilan rohani yang diinspirasi oleh kepemimpinan imam besar Yoyada.
Konteks ayat ini adalah bagaimana Raja Yoas, atas instruksi Yoyada, memerintahkan perbaikan Bait Allah yang telah lama terbengkalai dan dirusak oleh umat, bahkan oleh raja-raja sebelumnya. Dana yang dikumpulkan untuk perbaikan Bait Allah digunakan dengan jujur dan efisien. Melalui upaya ini, Bait Allah dipulihkan dan diperlengkapi kembali untuk ibadah kepada TUHAN.
Momen perayaan yang dijelaskan dalam 2 Tawarikh 24:14 bukanlah sekadar pesta biasa. Ini adalah ekspresi syukur yang mendalam atas pemulihan ibadah yang benar dan ketaatan terhadap firman Tuhan. Setelah segala ritual keagamaan dilaksanakan sesuai perintah, yaitu persembahan korban bakaran, korban penghapus dosa, dan korban santunan, rakyat bersama raja bangkit dalam sukacita.
Sukacita yang dirasakan bukan karena kemenangan militer atau kemakmuran materi semata, melainkan karena pemulihan hubungan mereka dengan Allah. Persembahan korban merupakan bagian integral dari perjanjian umat Israel dengan Tuhan. Melalui korban-korban ini, mereka menyatakan penyesalan atas dosa, pengakuan akan kebutuhan akan pengampunan, dan penyerahan diri kepada kehendak ilahi. Dengan terlaksananya ibadah ini dengan tertib di Bait Allah yang telah direstorasi, mereka merasakan kembali kehadiran dan perkenanan Allah dalam hidup mereka.
Perhatikan bahwa kata kunci di sini adalah "memuji Allah". Ini menunjukkan bahwa pusat perhatian mereka adalah TUHAN. Sukacita mereka berasal dari pengenalan akan kebaikan dan kesetiaan Allah yang memulihkan mereka. Ini adalah gambaran ideal dari kehidupan umat yang dipimpin dengan benar, di mana pengabdian kepada Tuhan adalah sumber kebahagiaan dan kedamaian yang sesungguhnya.
Ayat ini mengajarkan kita beberapa prinsip penting. Pertama, ketaatan terhadap perintah Tuhan akan membawa berkat. Pemulihan Bait Allah dan tertibnya ibadah adalah hasil langsung dari kepatuhan Raja Yoas dan rakyatnya terhadap arahan ilahi. Kedua, pemulihan rohani seringkali diawali dengan pemulihan tempat ibadah dan praktik penyembahan yang benar. Ketika hati umat kembali kepada Tuhan, mereka akan peduli terhadap sarana-sarana untuk mendekat kepada-Nya.
Ketiga, sukacita sejati bersumber dari hubungan yang harmonis dengan Tuhan. Ini bukan hanya perasaan emosional sesaat, melainkan keadaan hati yang terus-menerus memuji dan mengucap syukur atas karya-Nya. Ayat ini menginspirasi kita untuk menjaga keintiman kita dengan Tuhan melalui doa, penyembahan, dan ketaatan, sehingga kita pun dapat merasakan sukacita yang berlimpah dalam kehadiran-Nya.
Kisah Raja Yoas dan pemulihan Bait Allah dalam kitab Tawarikh mengingatkan kita bahwa Allah selalu menghargai hati yang tulus dan keinginan untuk menyenangkan-Nya. Ketika kita menempatkan-Nya sebagai pusat hidup kita, seperti yang dilakukan oleh Yoas dan rakyat Yehuda pada momen tersebut, kita akan mengalami berkat dan sukacita yang tak ternilai.