Ulangan 5:13

"Juga engkau harus bekerja enam hari lamanya, tetapi pada hari yang ketujuh, yakni hari Sabat TUHAN, Allahmu, haram janganlah engkau melakukan sesuatu pekerjaan, baik engkau maupun anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau lembumu, atau keledaimu, atau hewanmu yang lain, atau orang asing yang di tempat kediamanmu, supaya hambamu laki-laki dan hambamu perempuan beristirahat sama seperti engkau."

Simbol Istirahat dan Pekerjaan

Ayat Ulangan 5:13 merupakan bagian dari Sepuluh Perintah Allah yang diulang oleh Musa kepada bangsa Israel sebelum mereka memasuki Tanah Perjanjian. Perintah ini secara tegas menetapkan pentingnya hari Sabat, hari ketujuh dalam seminggu, sebagai hari istirahat yang dikuduskan bagi TUHAN. Perintah ini tidak hanya berlaku bagi umat pilihan itu sendiri, tetapi juga mencakup seluruh isi rumah tangga mereka: anak-anak, para hamba, bahkan hewan peliharaan dan orang asing yang tinggal di antara mereka. Ini menunjukkan sebuah perintah yang sangat inklusif dan universal dalam penerapannya.

Makna dari perintah ini jauh melampaui sekadar larangan bekerja. Istirahat Sabat adalah pengingat penting akan penciptaan, di mana Allah sendiri beristirahat pada hari ketujuh setelah menyelesaikan karya-Nya. Dengan demikian, menaati Sabat adalah cara untuk mengenang dan menghormati Allah sebagai Pencipta. Selain itu, perintah ini juga mengingatkan bangsa Israel akan pembebasan mereka dari perbudakan di Mesir. Selama di Mesir, mereka tidak memiliki waktu untuk beristirahat. Hari Sabat menjadi tanda kebebasan mereka, waktu untuk berhenti dari segala kesibukan dan menikmati berkat dari Tuhan.

Dalam konteks modern, makna Ulangan 5:13 tetap relevan. Di tengah hiruk pikuk kehidupan yang serba cepat dan tuntutan produktivitas yang konstan, ada kebutuhan mendesak untuk jeda. Hari istirahat yang dikhususkan bukan hanya untuk kegiatan ibadah, tetapi juga untuk pemulihan fisik dan mental. Ini adalah kesempatan untuk mempererat hubungan dengan keluarga, bersyukur atas berkat yang telah diterima, dan mengisi kembali energi untuk menghadapi tantangan di minggu mendatang. Menghormati Sabat berarti mengakui bahwa hidup ini tidak hanya tentang bekerja, tetapi juga tentang beristirahat, merenung, dan terhubung dengan Sang Pemberi Kehidupan.

Penerapan perintah ini dalam kehidupan sehari-hari dapat bervariasi. Bagi sebagian orang, ini berarti berhenti dari pekerjaan profesional dan fokus pada kegiatan rohani serta keluarga. Bagi yang lain, ini mungkin berarti mengurangi aktivitas yang membebani dan lebih banyak meluangkan waktu untuk refleksi dan bersyukur. Intinya adalah kesengajaan untuk mengalokasikan satu hari dalam seminggu untuk beristirahat dari hiruk pikuk dunia dan berfokus pada hal-hal yang lebih kekal. Ulangan 5:13 mengajarkan kita keseimbangan yang esensial antara kerja keras dan istirahat yang memulihkan, sebuah prinsip yang sangat penting untuk menjaga kesejahteraan holistik.

Persiapan untuk menghadapi tantangan-tantangan hidup seringkali dimulai dengan pondasi yang kuat, dan perintah tentang Sabat ini memberikan pondasi tersebut. Dengan mengalokasikan waktu untuk istirahat, kita membangun daya tahan, kejernihan pikiran, dan kedekatan spiritual yang memungkinkan kita untuk menghadapi segala sesuatu dengan lebih bijaksana dan kuat.