Ulangan 5:31

"Tetapi engkau, tetaplah di sini bersama-Ku, maka Aku akan mengajarkan kepadamu segala perintah, hukum dan ketetapan yang harus mereka ajarkan kepada mereka, supaya mereka melakukannya di negeri yang akan Kuberikan kepada mereka untuk menjadi miliknya."

FIRMAN
Ilustrasi simbol firman Tuhan yang terang

Memahami Janji dan Tanggung Jawab

Ayat Ulangan 5:31 merupakan bagian dari pengulangan Sepuluh Perintah Allah yang diberikan kepada bangsa Israel di Gunung Sinai. Ayat ini berbicara tentang sebuah janji dan sekaligus sebuah tanggung jawab yang diberikan oleh Tuhan kepada Musa. Tuhan berfirman, "Tetapi engkau, tetaplah di sini bersama-Ku..." Ini adalah undangan pribadi yang intim. Tuhan menginginkan kehadiran Musa bersama-Nya, bukan sekadar sebagai penyampai pesan, melainkan sebagai saksi dan penerima langsung ajaran-Nya.

Undangan "tetaplah di sini bersama-Ku" menunjukkan betapa berharganya hubungan pribadi dengan Tuhan. Dalam kekacauan dan tuntutan pelayanan, penting untuk selalu kembali kepada sumber kekuatan dan hikmat, yaitu Tuhan sendiri. Kehadiran di hadirat Tuhan memungkinkan kita untuk menerima ajaran-Nya secara utuh dan mendalam. Bukan hanya perintah-perintah lahiriah, tetapi juga "hukum dan ketetapan" yang mencakup prinsip-prinsip ilahi dan kebenaran rohani yang mendasarinya.

Tujuan dari ajaran ini sangat jelas: "supaya mereka melakukannya di negeri yang akan Kuberikan kepada mereka untuk menjadi miliknya." Tuhan tidak memberikan ajaran-Nya hanya sebagai pengetahuan akademis, tetapi sebagai panduan praktis untuk menjalani kehidupan yang benar dan berkenan di hadapan-Nya. Negeri Kanaan yang dijanjikan bukanlah sekadar wilayah geografis, melainkan tempat di mana umat Tuhan dapat hidup dalam ketaatan, kedamaian, dan berkat ilahi. Ketaatan pada hukum Tuhan adalah kunci untuk menikmati dan memelihara berkat-berkat tersebut.

Pelajaran untuk Masa Kini

Ayat ini memiliki relevansi yang kuat bagi kita di zaman modern. Sama seperti Musa, kita dipanggil untuk memiliki hubungan yang intim dengan Tuhan. Kesibukan dunia seringkali menjauhkan kita dari kehadiran-Nya. Namun, Alkitab mengingatkan kita untuk senantiasa mencari Tuhan terlebih dahulu (Matius 6:33). Dalam momen-momen hening, doa, dan perenungan Firman, kita dapat merasakan hadirat-Nya dan menerima ajaran-Nya yang membimbing.

Ajaran yang diterima dari Tuhan bukanlah beban, melainkan anugerah. Ia memberikan kita peta jalan untuk menjalani kehidupan yang bermakna dan benar. Memahami dan menerapkan perintah, hukum, dan ketetapan Tuhan dalam kehidupan sehari-hari akan membawa kita pada berkat dan kebahagiaan yang sejati. Ini bukan hanya berlaku untuk urusan rohani, tetapi juga memengaruhi cara kita berinteraksi dengan sesama, mengelola sumber daya, dan membuat keputusan-keputusan penting dalam hidup.

Proses "mengajarkan kepada mereka, supaya mereka melakukannya" adalah tanggung jawab kita sebagai orang percaya. Kita dipanggil untuk menjadi agen-agen kebenaran, membagikan firman Tuhan kepada orang lain. Namun, sebelum kita dapat mengajarkan, kita sendiri harus terlebih dahulu hidup di dalamnya. Ketaatan pribadi adalah fondasi terpenting sebelum kita dapat memimpin orang lain.

Ulangan 5:31 mengingatkan kita bahwa hubungan pribadi dengan Tuhan, penerimaan ajaran-Nya, dan ketaatan yang tulus adalah kunci untuk menikmati janji-janji-Nya dan menjalani kehidupan yang diberkati. Mari kita renungkan bagaimana kita dapat "tetap bersama" Tuhan hari ini dan membiarkan firman-Nya membentuk seluruh aspek kehidupan kita. Dengan demikian, kita dapat menjadi saksi yang hidup bagi kebenaran-Nya di dunia ini.