Yosua 5:10

"Berkemah di Gilgal, mereka merayakan Paskah pada hari yang keempat belas bulan itu, pada waktu senja, di dataran Yerikho."
Paskah

Ayat Yosua 5:10 mencatat sebuah momen krusial dalam perjalanan bangsa Israel setelah bertahun-tahun mengembara di padang gurun. Peristiwa ini terjadi setelah mereka berhasil menyeberangi Sungai Yordan, sebuah tanda kuasa Tuhan yang luar biasa, dan tiba di tanah Kanaan yang dijanjikan. Di dataran Yerikho, tepatnya di tempat yang mereka namakan Gilgal, bangsa Israel melakukan dua hal penting: mereka melakukan sunat bagi generasi baru yang lahir selama pengembaraan, dan yang lebih bermakna lagi, mereka merayakan Paskah.

Perayaan Paskah ini bukan sekadar ritual tahunan biasa. Ini adalah peringatan kembali akan pembebasan ajaib nenek moyang mereka dari perbudakan di Mesir. Setiap elemen Paskah, mulai dari menyantap roti tidak beragi hingga kisah keluarnya bangsa Israel dari Mesir, adalah pengingat akan kedaulatan dan kesetiaan Tuhan. Dengan merayakan Paskah di tanah Kanaan, bangsa Israel secara simbolis mengukuhkan kedatangan mereka di tempat yang telah dijanjikan Tuhan, serta menegaskan kembali perjanjian antara Tuhan dan umat-Nya.

Lokasi di Gilgal memiliki makna tersendiri. Nama "Gilgal" berasal dari kata Ibrani yang berarti "menggulirkan" atau "menyingkirkan". Tindakan menyingkirkan selubung ketakutan dan ketidakpastian, serta melakukan sunat sebagai tanda perjanjian baru, menunjukkan bahwa Tuhan telah menyingkirkan daripada mereka aib orang Mesir. Ini adalah awal yang baru, sebuah era baru di bawah pimpinan Tuhan di tanah yang melimpah.

Perayaan Paskah di Yosua 5:10 juga menekankan pentingnya ingatan. Umat Tuhan dipanggil untuk selalu mengingat perbuatan besar Tuhan di masa lalu. Ingatan ini bukan untuk sekadar nostalgia, tetapi untuk membangun iman, menumbuhkan rasa syukur, dan memberikan kekuatan untuk menghadapi tantangan masa depan. Di tengah permulaan penaklukan Kanaan, sebuah tugas yang penuh dengan peperangan dan ketidakpastian, Paskah menjadi sumber penguatan rohani yang tak ternilai.

Dari ayat ini, kita dapat belajar bahwa di setiap permulaan baru, penting untuk kembali mengingat karya keselamatan Tuhan. Merayakan Paskah, baik secara harfiah bagi umat Kristen yang merayakan Kebangkitan Kristus sebagai Paskah sejati, maupun secara figuratif dalam kehidupan pribadi, adalah cara untuk meneguhkan kembali hubungan kita dengan Tuhan dan memperbaharui komitmen kita kepada-Nya. Ini adalah pengingat bahwa Tuhan selalu setia, dan Ia akan membawa umat-Nya melalui segala situasi, dari padang gurun menuju tanah perjanjian, asalkan kita tetap berpegang teguh pada-Nya.