"Apabila TUHAN, Allahmu, telah membawa engkau masuk ke negeri, ke mana engkau pergi untuk mendudukinya, dan berkat Tuhan diusir dari depanmu bangsa-bangsa yang besar: orang Het, orang Girgasi, orang Amori, orang Kanaan, orang Ferisi, orang Hewi dan orang Yebus, tujuh bangsa yang lebih banyak dan lebih kuat dari padamu,"
Ayat pertama dari Ulangan pasal 7 ini menandai sebuah momen krusial dalam narasi Alkitab. Musa mempersiapkan bangsa Israel untuk memasuki Tanah Perjanjian, sebuah tanah yang telah dijanjikan Tuhan kepada leluhur mereka. Pernyataan ini bukan sekadar sebuah pengantar, melainkan sebuah fondasi penting yang menekankan kedaulatan Tuhan dan konsekuensi dari ketaatan atau ketidaktaatan umat-Nya. Tuhan adalah pribadi yang aktif dalam sejarah umat-Nya, membawa mereka keluar dari perbudakan Mesir dan kini siap membawa mereka masuk ke dalam tanah yang melimpah ruah.
Fokus utama dari ayat ini adalah pada 'membawa masuk' dan 'mengusir'. Tuhan yang memimpin, Tuhan yang membebaskan, dan Tuhan yang akan mengamankan kepemilikan atas tanah tersebut. Bangsa-bangsa yang disebutkan dalam ayat ini adalah representasi dari penduduk asli Kanaan yang dianggap memiliki kekuatan militer yang signifikan dan budaya yang berpotensi menyesatkan bagi bangsa Israel. Tujuh bangsa ini disebutkan secara spesifik untuk menekankan skala tantangan yang akan dihadapi Israel, sekaligus menegaskan bahwa kemenangan mereka bukanlah hasil kekuatan mereka sendiri, melainkan karya dan janji Tuhan.
Penting untuk dicatat bahwa 'berkat Tuhan diusir dari depanmu' mengindikasikan bahwa kemenangan atas bangsa-bangsa ini adalah manifestasi dari berkat ilahi. Ini bukan sebuah pertarungan yang seimbang, melainkan sebuah pengusiran yang dimungkinkan oleh campur tangan Tuhan. Konsep ini sangat penting bagi Israel. Mereka tidak boleh merasa sombong atau mengandalkan kekuatan sendiri ketika mereka nanti menduduki tanah itu. Keberhasilan mereka adalah bukti kasih setia Tuhan dan penggenapan janji-Nya, bukan karena keunggulan militer Israel.
Ayat ini juga menjadi semacam peringatan awal. Keberhasilan dalam mengalahkan musuh bukanlah akhir dari segalanya. Justru, inilah awal dari fase baru yang penuh dengan tantangan spiritual. Keberadaan bangsa-bangsa Kanaan yang kuat dan berbudaya berbeda di tengah-tengah Israel akan menjadi ujian terbesar bagi iman mereka. Musa akan terus menekankan pentingnya tidak bercampur dengan mereka dan tetap setia kepada Tuhan.
Ulangan 7:1 mengajarkan kita beberapa prinsip penting. Pertama, Tuhan adalah penguasa sejarah dan Dia selalu bekerja untuk menggenapi janji-Nya. Kedua, kekuatan dan kemenangan kita yang sesungguhnya berasal dari Tuhan, bukan dari kemampuan kita sendiri. Ketiga, ujian terbesar seringkali datang setelah kita mencapai sebuah keberhasilan atau mencapai sebuah tujuan yang telah lama kita dambakan. Memasuki Tanah Perjanjian adalah sebuah berkat besar, tetapi tantangan untuk tetap setia kepada Tuhan di tengah-tengah budaya yang berbeda adalah ujian yang tak kalah berat.
Pesan ini relevan hingga kini. Dalam kehidupan pribadi, pekerjaan, atau pelayanan, kita seringkali menghadapi berbagai 'bangsa-bangsa' yang menakutkan. Namun, dengan keyakinan pada Tuhan yang berkuasa, kita dapat melangkah maju, mengetahui bahwa Dia yang memimpin kita menuju tujuan-Nya. Penting untuk terus diingat bahwa keberhasilan yang kita capai adalah anugerah-Nya, dan menjaga kesetiaan kita kepada-Nya di tengah segala kemudahan dan tantangan adalah kunci utama.