"Anggaplah mereka umat-Mu, pusaka-Mu, yang telah Kaubawa keluar dari Mesir dengan kekuatan-Mu yang besar dan dengan lengan-Mu yang terulur."
Ayat Ulangan 9:28 adalah sebuah doa permohonan yang disampaikan oleh Musa kepada Tuhan. Dalam konteks ini, Musa sedang memohon pengampunan bagi bangsa Israel yang telah berulang kali memberontak dan tidak taat kepada Tuhan, bahkan setelah menyaksikan kuasa-Nya yang luar biasa. Doa ini menyoroti inti dari hubungan antara Tuhan dan umat-Nya: sebuah hubungan yang dibangun di atas kasih, janji, dan pengampunan yang terus-menerus.
Musa tidak memohon berdasarkan kebaikan atau kesucian bangsa Israel. Sebaliknya, ia mengacu pada tindakan Tuhan sendiri. Frasa "yang telah Kaubawa keluar dari Mesir dengan kekuatan-Mu yang besar dan dengan lengan-Mu yang terulur" adalah pengingat akan kebesaran dan kesetiaan Tuhan dalam menyelamatkan umat-Nya dari perbudakan di Mesir. Musa mengingatkan Tuhan tentang janji-Nya kepada Abraham, Ishak, dan Yakub untuk menjadikan keturunan mereka bangsa yang besar dan diberkati.
Penting untuk dicatat bahwa Musa menggunakan tiga sebutan yang kuat untuk Israel: "umat-Mu," "pusaka-Mu," dan kemudian mengaitkannya dengan tindakan penyelamatan Tuhan. "Umat-Mu" menunjukkan kepemilikan dan hubungan pribadi. "Pusaka-Mu" menyiratkan nilai yang tak ternilai, sesuatu yang sangat dijaga dan dihargai oleh Tuhan. Ini adalah pengakuan bahwa Tuhan tidak melihat Israel sebagai sekumpulan orang biasa, melainkan sebagai permata yang berharga dalam rencana-Nya.
Doa Musa ini mengajarkan kita tentang sifat pengampunan Tuhan. Ia tidak terbatas oleh dosa atau kegagalan manusia. Sebaliknya, pengampunan-Nya berakar pada karakter-Nya yang kudus dan janji-janji-Nya yang kekal. Ketika kita memohon pengampunan, kita diingatkan untuk melihat kepada karya Kristus yang menyelamatkan kita, yang merupakan bukti terbesar dari kasih dan kekuatan Tuhan. Sama seperti Musa yang mengacu pada pembebasan dari Mesir, kita dapat mengacu pada kematian dan kebangkitan Yesus sebagai dasar permohonan pengampunan kita.
Ulangan 9:28 juga mengajarkan kita tentang pentingnya kerendahan hati dalam berdoa. Musa, seorang pemimpin yang dihormati, bersujud di hadapan Tuhan, mengakui ketergantungannya dan ketidaklayakan umatnya. Ia tidak malu untuk memohon belas kasihan, mendasarkan permohonannya pada apa yang Tuhan telah dan akan lakukan, bukan pada apa yang manusia miliki.
Dalam kehidupan sehari-hari, ayat ini menjadi sumber kekuatan. Ketika kita merasa jatuh atau berdosa, kita dapat mengingat bahwa Tuhan memiliki kasih yang tidak berkesudahan dan kekuatan yang mampu memulihkan. Ia melihat kita bukan hanya dari kekurangan kita, tetapi juga dari potensi ilahi yang telah Ia tanamkan dalam diri kita ketika Ia menjadikan kita ciptaan baru dalam Kristus. Dengan merenungkan Ulangan 9:28, kita diingatkan bahwa kita adalah umat pilihan-Nya, pusaka-Nya yang berharga, yang terus dipelihara dan dikasihi oleh-Nya, terlepas dari kelemahan kita.