Wahyu 18:13

"dan kayu manis, rempah-rempah, kemenyan, minyak narwastu dan anggur [atau: wewangian], kemenyan, minyak, tepung gandum, gandum gila, kuda, kereta, dan budak serta jiwa-jiwa manusia."
B

Ayat Wahyu 18:13 menyajikan daftar barang dagangan yang sangat beragam, menggambarkan kekayaan dan jangkauan global dari entitas yang disebut sebagai Babel Besar. Dalam konteks nubuat yang kuat dari Kitab Wahyu, Babel diidentifikasi sebagai sebuah sistem dunia yang korup, yang telah memanjakan dirinya dalam dosa dan penindasan. Daftar ini bukan sekadar catatan komoditas komersial, melainkan sebuah simbolisasi dari keserakahan, penipuan, dan eksploitasi yang menjadi ciri khasnya.

Perhatikan keberagaman barang yang tercantum: dari rempah-rempah yang mewah dan berharga seperti kayu manis, kemenyan, dan minyak narwastu, hingga komoditas dasar seperti tepung gandum. Kuda dan kereta melambangkan kekuatan militer dan sarana transportasi yang luas, menunjukkan bagaimana sistem ini mempengaruhi kekuasaan dan mobilitas di seluruh dunia. Namun, yang paling mencolok dan tragis adalah penyebutan "budak serta jiwa-jiwa manusia". Hal ini secara gamblang menyoroti aspek tergelap dari Babel Besar: perbudakan dan komodifikasi manusia itu sendiri. Ini adalah inti dari kejahatannya, di mana kehidupan manusia direduksi menjadi sekadar komoditas yang dapat diperdagangkan.

Ketika kita merenungkan ayat ini, kita diingatkan akan bahaya sistem yang memprioritaskan keuntungan materi di atas martabat manusia. Wahyu 18:13 berfungsi sebagai peringatan yang kuat bagi setiap zaman, mengingatkan kita untuk waspada terhadap kekuatan yang menggoda dengan kekayaan duniawi dan kesenangan yang sementara, namun pada dasarnya mengorbankan nilai-nilai moral dan spiritual. "Jiwa-jiwa manusia" sebagai barang dagangan adalah gambaran mengerikan dari dampak kehancuran yang ditimbulkan oleh sistem yang terlepas dari prinsip-prinsip ilahi.

Kitab Wahyu sering kali menggunakan simbolisme untuk menyampaikan pesan-pesan spiritual yang mendalam. Babel Besar mewakili segala sesuatu yang bertentangan dengan Kerajaan Allah – sebuah kekuatan duniawi yang berpusat pada dirinya sendiri, yang pada akhirnya akan menghadapi penghakiman ilahi. Ayat 18:13 secara spesifik menggarisbawahi sifat materialistis dan eksploitatif dari sistem ini, yang didorong oleh keserakahan yang tak terpuaskan. Dari rempah-rempah eksotis hingga perdagangan manusia, Babel Besar telah menyentuh setiap aspek kehidupan, mencemari segalanya dengan keserakahannya. Ayat ini bukan hanya narasi tentang masa lalu, tetapi sebuah refleksi yang relevan tentang sifat godaan duniawi dan kejatuhan yang mengikutinya ketika nilai-nilai kemanusiaan dan spiritual diabaikan demi keuntungan materi semata.