Kitab Wahyu, sebuah kitab yang kaya akan simbolisme dan nubuat, membuka jendela ke dalam rencana ilahi Allah bagi dunia dan gereja-Nya. Di dalam pasal kelima, kita dihadapkan pada sebuah adegan yang penuh keagungan di hadapan takhta surgawi. Yohanes, sang penglihat, menyaksikan sebuah gulungan kitab yang tersegel dengan tujuh meterai, sebuah simbol dari rencana Allah yang tertutup dan belum terungkap sepenuhnya. Keterbukaan gulungan ini menandai permulaan peristiwa-peristiwa terakhir yang akan membawa pada penyempurnaan rencana keselamatan Allah.
Simbol gulungan kitab tersegel, melambangkan rencana ilahi yang misterius.
Pertanyaan yang diajukan oleh malaikat yang kuat, "Siapakah yang layak membuka gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya?", bukanlah pertanyaan biasa. Pertanyaan ini mengandung bobot yang luar biasa, menyiratkan bahwa hanya ada satu pribadi yang memiliki otoritas, kesucian, dan penebusan yang cukup untuk mengurai misteri dan kuasa yang tersembunyi di dalam gulungan tersebut. Pencarian atas sosok yang layak ini menunjukkan betapa krusialnya peristiwa ini bagi seluruh alam semesta, baik surgawi maupun duniawi.
Pengharapan Akan Sang Penebus
Di tengah ketegangan dan keheningan yang menyelimuti seluruh ciptaan, tidak ada seorang pun di surga, di bumi, atau di bawah bumi yang mampu menjawab panggilan tersebut. Yohanes sendiri merasa putus asa melihat ketidakmampuan siapa pun untuk memenuhi syarat. Namun, di sinilah titik baliknya yang penuh harapan. Seorang dari tua-tua memberi tahu Yohanes agar tidak menangis, karena "Telah menang Singa dari suku Yehuda, Darah Daud, untuk membuka gulungan kitab itu dan ketujuh meterainya."
Frasa "Singa dari suku Yehuda" secara jelas merujuk pada Yesus Kristus. Gelar ini menghubungkan Yesus dengan silsilah raja-raja Israel, menegaskan klaim-Nya sebagai Mesias yang dijanjikan. Kehadiran-Nya sebagai "Singa" melambangkan kuasa, keberanian, dan kemenangan-Nya atas dosa, maut, dan segala kekuatan kegelapan. Ia, dan hanya Ia, yang layak karena melalui pengorbanan-Nya di kayu salib, Ia telah membuka jalan bagi penebusan dan pemulihan.
Makna Bagi Umat Percaya
Ayat Wahyu 5:2 dan konteksnya mengingatkan kita akan otoritas tertinggi Kristus dalam segala hal. Ia adalah kunci dari rencana Allah. Bagi umat percaya, ini adalah sumber penghiburan dan kepastian yang luar biasa. Terlepas dari kesulitan dan ketidakpastian dunia, kita tahu bahwa kendali ada pada Sang Penebus yang berdaulat. Ia yang memulai karya penebusan akan menyelesaikannya. Maka, kita diundang untuk bersukacita dalam kemenangan-Nya dan menantikan penggenapan janji-Nya, sambil hidup dalam kesetiaan dan ketaatan kepada-Nya.