"Bangsa-bangsa akan mengetahui, bahwa Akulah TUHAN, Allah mereka, yang memindahkan mereka ke pembuangan di antara bangsa-bangsa lain, dan kemudian mengumpulkan mereka kembali ke tanah mereka sendiri, dan tidak seorang pun dari mereka akan ditinggalkan di sana."
Ayat Yehezkiel 39:22 merupakan salah satu deklarasi ilahi yang sangat kuat tentang kedaulatan dan keadilan Tuhan atas umat-Nya dan bangsa-bangsa di sekitarnya. Pasal ini secara keseluruhan menggambarkan kehancuran total musuh-musuh Israel, yaitu Magog dan sekutunya, yang hendak menyerbu tanah Israel. Namun, di tengah-tengah narasi perang dan penghakiman ini, Tuhan menegaskan tujuan akhir-Nya: agar seluruh dunia mengenal siapa Dia.
Kalimat pembuka, "Bangsa-bangsa akan mengetahui...", menekankan jangkauan universal dari pengenalan akan Tuhan. Ini bukan hanya soal pengenalan internal umat Israel, tetapi pengakuan yang datang dari seluruh penjuru bumi. Pengenalan ini tidak datang melalui ajaran semata, melainkan melalui tindakan nyata Tuhan dalam sejarah, khususnya melalui pemulihan umat-Nya.
Tuhan menyatakan, "...Akulah TUHAN, Allah mereka, yang memindahkan mereka ke pembuangan di antara bangsa-bangsa lain...". Pengakuan ini mengakui masa lalu umat Israel, yaitu masa perbudakan dan pembuangan. Tuhan tidak menyembunyikan fakta bahwa umat-Nya pernah menderita dan tercerai-berai karena ketidaktaatan mereka. Namun, pengakuan ini juga mengandung kuasa. Tuhan secara eksplisit menyatakan bahwa Dia-lah yang mengatur seluruh jalannya peristiwa, termasuk penindasan dan pembuangan. Ini menunjukkan bahwa bahkan dalam penderitaan, rencana Tuhan tetap berjalan.
Selanjutnya, Tuhan berfirman, "...dan kemudian mengumpulkan mereka kembali ke tanah mereka sendiri...". Inilah inti dari janji pemulihan. Setelah masa penghukuman, Tuhan akan bertindak untuk mengumpulkan umat-Nya yang terserak. Tindakan ini bukan sekadar perpindahan fisik, melainkan sebuah manifestasi kasih setia Tuhan dan pengampunan-Nya. Pengumpulan kembali ini menegaskan kembali hubungan perjanjian antara Tuhan dan umat-Nya.
Penegasan terakhir, "...dan tidak seorang pun dari mereka akan ditinggalkan di sana", memberikan kepastian mutlak. Tuhan akan memastikan bahwa tidak ada satu pun dari umat-Nya yang tertinggal dalam keterasingan atau kehancuran. Pemulihan ini bersifat total dan menyeluruh. Ini adalah gambaran tentang keandalan janji Tuhan dan kesempurnaan rencana penebusan-Nya. Melalui pemulihan umat-Nya, bangsa-bangsa akan menyaksikan dan mengakui bahwa TUHAN adalah Allah yang benar, yang tidak pernah meninggalkan umat yang dikasihi-Nya dan yang sanggup memulihkan bahkan dari keadaan yang paling putus asa. Yehezkiel 39:22 menjadi bukti kuat bahwa rencana Tuhan selalu berujung pada kemuliaan-Nya dan keselamatan umat-Nya.