Kitab Yehezkiel, yang merupakan wahyu ilahi yang disampaikan melalui nabi Yehezkiel, seringkali berisi gambaran yang kuat dan terkadang menakutkan tentang penghakiman Allah terhadap umat-Nya yang memberontak. Ayat ketujuh dari pasal kesebelas ini, "Oleh sebab itu, beginilah firman Tuhan ALLAH: Akan ada keributan di setiap jalan, dan orang akan melemparkan mayat ke dalam mereka semua. Dan para tukang pembajak akan membajak tanah itu di atasnya," adalah salah satu bagian yang menggambarkan kehancuran total yang akan menimpa Yerusalem dan penduduknya.
Ayat ini muncul dalam konteks di mana Allah sedang mengungkapkan murka-Nya terhadap para pemimpin Israel yang telah memimpin umat-Nya menyimpang dari jalan kebenaran. Mereka telah memperkaya diri sendiri, mengabaikan kebutuhan orang miskin, dan menyembah berhala, sementara rumah ibadah Tuhan dilupakan. Sebagai respons terhadap dosa-dosa ini, Allah menyatakan akan mendatangkan malapetaka yang akan menghancurkan kota mereka.
Deskripsi "keributan di setiap jalan" dan "orang akan melemparkan mayat ke dalam mereka semua" menunjukkan kekacauan dan kekejaman yang luar biasa. Ini bukanlah kekalahan biasa, melainkan sebuah kehancuran yang disengaja untuk menunjukkan keseriusan dosa dan konsekuensinya. Mayat yang tidak terkubur dan berserakan adalah simbol dari hilangnya kehidupan, kehormatan, dan harapan. "Para tukang pembajak akan membajak tanah itu di atasnya" adalah gambaran yang sangat kuat tentang bagaimana tempat yang dulunya merupakan kota yang ramai dan berpenghuni akan dijadikan lahan pertanian atau bahkan hanya tanah kosong yang dibajak, menandakan akhir dari keberadaan mereka sebagai sebuah kota dan bangsa.
Namun, penting untuk tidak berhenti pada gambaran penghakiman semata. Kitab Yehezkiel juga kaya akan janji pemulihan. Bahkan di tengah-tengah penghakiman yang keras, Allah tidak pernah sepenuhnya meninggalkan umat-Nya. Setelah penghancuran dan pembuangan, Allah berjanji untuk mengumpulkan kembali sisa-sisa umat-Nya, memurnikan hati mereka, dan mendirikan kembali mereka di tanah mereka dengan kehadiran-Nya yang baru. Janji pemulihan ini menunjukkan kasih dan kesetiaan Allah yang abadi, bahkan ketika Ia harus menghukum dosa.
Yehezkiel 11:7 mengingatkan kita akan keadilan Allah dan konsekuensi dari dosa. Tetapi, ketika dibaca dalam keseluruhan konteks kitab Yehezkiel, ayat ini juga menjadi fondasi untuk memahami janji Allah yang lebih besar tentang penebusan dan pemulihan umat-Nya. Pesan ini relevan hingga kini, mengingatkan kita untuk hidup dalam kekudusan dan ketaatan, sekaligus memberikan pengharapan bahwa bahkan setelah masa-masa sulit, Allah selalu memiliki rencana pemulihan bagi mereka yang mencari Dia.