Yehezkiel 13-14: Peringatan dan Harapan Ilahi

"Dan Aku akan membalas orang-orang yang bernubuat palsu dan yang mendasarkan nubuat mereka pada mimpi, firman TUHAN. Aku akan menolong umat-Ku melepaskan diri dari tangan mereka, dan mereka akan tahu bahwa Akulah TUHAN." (Yehezkiel 13:9)

Kitab Yehezkiel merupakan kitab kenabian yang sarat dengan pesan-pesan peringatan, penghakiman, tetapi juga pengharapan yang luar biasa dari Tuhan bagi umat-Nya. Dalam pasal 13 dan 14, kita diperhadapkan pada dua fokus utama yang saling melengkapi: kritik terhadap para nabi palsu dan penegasan tentang keadilan serta belas kasihan Tuhan melalui individu yang saleh.

Simbol Peringatan dan Harapan Ilahi

Peringatan Terhadap Nabi Palsu

Dalam Yehezkiel pasal 13, Tuhan secara tegas menyampaikan murka-Nya terhadap para nabi palsu yang dengan sembarangan memberikan nubuat kosong dan menipu umat-Nya. Mereka digambarkan seperti serigala yang memangsa domba, memberikan rasa aman yang palsu, padahal kehancuran sedang mengintai. Tuhan menyalahkan mereka karena merajut "jaring-jaring" ilusi dan memberikan "selubung" kebohongan untuk menutupi kenyataan pahit yang akan menimpa Israel. Pesan ini relevan bagi setiap zaman, mengingatkan kita untuk senantiasa menguji setiap ajaran dan perkataan yang mengaku datang dari Tuhan. Kebenaran ilahi tidak dapat dibengkokkan demi kenyamanan sesaat atau kepentingan pribadi.

Keadilan dan Belas Kasihan Tuhan

Beranjak ke pasal 14, fokus bergeser pada keyakinan Israel yang masih terpaku pada berhala dan ketidaktaatan mereka. Tuhan menegaskan bahwa Dia akan menjawab umat-Nya sesuai dengan banyaknya berhala yang mereka sembah. Ini bukan ancaman tanpa dasar, melainkan penegasan tentang keadilan-Nya yang sempurna. Namun, di tengah penghakiman yang akan datang, Tuhan juga memberikan secercah harapan yang luar biasa. Dia menyatakan bahwa Dia akan mendatangi mereka, bukan untuk menghakimi semua, tetapi untuk mencari dan menyelamatkan mereka yang tetap setia dan taat kepada-Nya. Ayat-ayat ini menyoroti prinsip penting dalam teologi: bahwa Tuhan akan menghakimi dengan adil, tetapi juga bahwa Dia selalu membuka pintu bagi mereka yang mencari-Nya dengan tulus. Keberadaan orang-orang saleh seperti Nuh, Daniel, dan Ayub disebut sebagai contoh individu yang kesalehannya dapat menjadi perisai, bukan hanya bagi diri mereka sendiri, tetapi juga sebagai pengingat akan kemungkinan keselamatan bagi orang lain.

Yehezkiel 13 dan 14 mengingatkan kita akan dualitas pesan ilahi: peringatan keras terhadap kemunafikan dan kesesatan, sekaligus janji pengharapan bagi jiwa-jiwa yang teguh dalam iman dan ketaatan. Tuhan tidak pernah bermain-main dengan dosa, namun Dia juga tidak pernah berhenti menawarkan jalan keluar bagi mereka yang bersedia berbalik kepada-Nya. Pesan ini tetap relevan hingga kini, menantang kita untuk hidup jujur di hadapan Tuhan, menjauhi segala bentuk kepalsuan, dan senantiasa berpegang teguh pada kebenaran-Nya, sambil mempercayakan masa depan kita dalam tangan-Nya yang penuh kasih dan keadilan.