Yehezkiel 15:5

"Apabila ia dibakar menjadi api dan api membakar kedua ujungnya, dan bagian tengahnya menjadi arang, apakah ia berguna untuk diperbuat sesuatu?
Tidak Berguna

Makna dan Refleksi dari Yehezkiel 15:5

Ayat Yehezkiel 15:5 menggambarkan sebuah gambaran metaforis yang kuat tentang ketidakbergunaan. Dalam konteks Kitab Yehezkiel, ayat ini digunakan untuk menggambarkan kondisi umat Allah, yaitu bangsa Israel, yang telah terbuang dan tidak lagi memiliki nilai atau fungsi yang berarti di mata Tuhan karena dosa-dosa mereka. Kayu api yang telah dibakar hingga menjadi arang, terutama di kedua ujungnya, tidak lagi dapat digunakan untuk tujuan apa pun. Ia tidak bisa lagi menjadi kayu bakar yang layak, tidak bisa diukir, atau bahkan dijadikan tiang penyangga. Keberadaannya menjadi sia-sia.

Perumpamaan ini sangat relevan untuk kita renungkan dalam kehidupan sehari-hari. Kita semua, sebagai manusia, memiliki potensi dan tujuan hidup yang diberikan oleh Sang Pencipta. Namun, ketika kita menyimpang dari jalan kebenaran, ketika dosa menguasai hidup kita, kita berisiko menjadi seperti kayu api yang tidak berguna itu. Perilaku yang menjauh dari nilai-nilai luhur, sikap yang merusak hubungan, atau hidup yang tidak memberikan dampak positif, dapat membuat keberadaan kita terasa hampa dan tanpa arti.

Yehezkiel mengingatkan kita akan konsekuensi dari kegagalan memenuhi panggilan ilahi. Namun, di balik gambaran yang suram ini, ada pula pesan harapan. Kitab Yehezkiel juga berbicara tentang pemulihan dan pembaharuan. Sama seperti Tuhan dapat memulihkan bangsa Israel dari pembuangan, Ia juga dapat memulihkan kita dari keterpurukan rohani. Kuncinya adalah pertobatan dan kembali kepada-Nya. Dengan mengakui kesalahan, memohon pengampunan, dan bertekad untuk hidup sesuai kehendak-Nya, kita dapat diubah dari sesuatu yang tidak berguna menjadi alat yang berharga di tangan Tuhan.

Ayat ini mengajak kita untuk secara jujur menginspeksi diri. Apakah hidup kita saat ini memberikan kontribusi positif? Apakah kita menjadi sumber berkat bagi orang lain? Atau adakah bagian dari diri kita yang telah "terbakar" oleh dosa dan godaan duniawi sehingga menjadi tidak berguna? Refleksi ini penting agar kita senantiasa menjaga hubungan kita dengan Tuhan dan berusaha untuk hidup sesuai dengan rencana-Nya, sehingga hidup kita selalu bernilai dan bermakna.

Penting untuk dipahami bahwa ketidakbergunaan yang digambarkan di sini bukanlah status permanen jika kita bersedia untuk berubah. Tuhan Maha Pengampun dan Maha Kuasa untuk memulihkan apa yang rusak. Sama seperti kayu api yang hangus bisa dibersihkan dan mungkin menemukan fungsi baru dalam konteks yang berbeda, kita pun bisa ditemukan kembali nilainya melalui kasih karunia dan kuasa penyembuhan Tuhan. Mari kita gunakan perumpamaan Yehezkiel ini sebagai pengingat untuk terus berusaha hidup berkenan kepada-Nya, agar hidup kita selalu menjadi kesaksian yang berharga.