Yehezkiel 15:6

"Oleh sebab itu, beginilah firman Tuhan ALLAH: Seperti pohon anggur di antara pohon-pohon di hutan, yang Kuserahkan kepada api untuk dimakan, demikian akan Kulakukan terhadap penduduk Yerusalem."

Y
Visualisasi abstrak dari kiasan pohon anggur yang dibakar.

Konteks dan Makna Yehezkiel 15:6

Ayat Yehezkiel 15:6 merupakan bagian dari nubuat yang disampaikan oleh Nabi Yehezkiel kepada bangsa Israel, khususnya mengenai kondisi Yerusalem pada masanya. Dalam perikop ini, Allah menggunakan kiasan yang kuat dan gamblang untuk menggambarkan keadaan umat-Nya yang telah jauh menyimpang dari jalan kebenaran. Kiasan pohon anggur ini menjadi simbol yang efektif untuk menyampaikan pesan penghukuman.

Pohon anggur, dalam konteks Alkitab, sering kali melambangkan umat pilihan Allah. Bangsa Israel disebut sebagai "pohon anggur pilihan" yang seharusnya menghasilkan buah yang baik bagi kemuliaan Tuhan. Namun, ketika pohon anggur itu tidak lagi produktif atau bahkan mulai merusak, ia tidak lagi memiliki nilai guna yang positif. Justru sebaliknya, ia menjadi limbah yang siap untuk dibuang atau bahkan dihancurkan.

Penolakan dan Konsekuensi

Dalam Yehezkiel 15, Allah secara tegas menyatakan bahwa umat-Nya, yang diwakili oleh Yerusalem, telah menjadi seperti dahan pohon anggur yang tidak berguna. Mereka telah mengabaikan hukum-hukum Allah, melakukan berbagai kejahatan, dan menyembah berhala. Ketaatan mereka kepada Allah telah hilang, dan mereka tidak lagi menghasilkan "buah" yang baik dalam bentuk keadilan dan kesalehan.

Kiasan "diserahkan kepada api untuk dimakan" sangatlah mengerikan. Api melambangkan penghakiman dan pemurnian yang dahsyat. Ini bukan sekadar hukuman sementara, tetapi pemusnahan yang menandakan akhir dari sebuah masa atau eksistensi dalam keadaan yang tidak diinginkan. Allah, yang sebelumnya memelihara pohon anggur pilihan-Nya, kini dengan berat hati harus menyerahkannya pada kekuatan destruktif sebagai akibat dari penolakan umat-Nya terhadap kasih dan anugerah-Nya.

Pesan Moral untuk Masa Kini

Meskipun ayat ini berbicara tentang penghukuman atas bangsa Israel di masa lalu, pesan yang terkandung di dalamnya memiliki relevansi universal dan abadi. Kiasan pohon anggur yang tidak berguna mengingatkan kita akan pentingnya kehidupan yang berbuah. Bagi orang percaya, kehidupan yang berbuah berarti hidup sesuai dengan ajaran Kristus, mengasihi sesama, dan menjadi terang di dunia.

Ketika kita mengabaikan panggilan untuk hidup kudus dan hanya fokus pada kepentingan diri sendiri, kita berisiko menjadi seperti dahan pohon anggur yang tak berguna. Kerapuhan kehidupan dan panggilan untuk terus menerus memperbaharui diri dalam iman adalah pelajaran penting. Ayat ini mendorong kita untuk merenungkan status kita di hadapan Tuhan dan memastikan bahwa hidup kita senantiasa dipersembahkan untuk tujuan yang mulia, menghasilkan buah yang berkenan kepada-Nya, dan tidak sampai berakhir menjadi abu yang dilupakan.