Yehezkiel 16:13

Engkau berhias dengan emas dan perak, pakaianmu dari tenunan halus, sutera dan kain berwarna-warni. Engkau memakan tepung yang terbaik, madu dan minyak. Engkau menjadi sangat cantik, dan layak menjadi ratu.

Ratu

Ayat Yehezkiel 16:13 melukiskan gambaran yang kaya dan indah tentang Yerusalem pada masa kejayaannya. Allah, melalui nabi Yehezkiel, menggunakan bahasa kiasan untuk menggambarkan kemuliaan dan keindahan kota ini, yang merupakan simbol umat pilihan-Nya. Penggambaran ini bukan sekadar deskripsi fisik, melainkan juga metafora yang mendalam tentang status dan anugerah yang diterima oleh umat Israel.

Frasa "berhias dengan emas dan perak" serta "pakaianmu dari tenunan halus, sutera dan kain berwarna-warni" menyoroti kekayaan, kemewahan, dan kehalusan yang dimiliki Yerusalem. Emas dan perak melambangkan kekayaan materi yang melimpah, hasil dari posisi strategis kota sebagai pusat perdagangan dan kekuasaan. Pakaian yang terbuat dari bahan-bahan terbaik menunjukkan keanggunan dan status sosial yang tinggi. Ini adalah gambaran tentang sebuah kota yang makmur, dihargai, dan dipandang dengan kekaguman oleh bangsa-bangsa lain.

Lebih jauh lagi, ayat ini menyebutkan bahwa Yerusalem "memakan tepung yang terbaik, madu dan minyak." Ini adalah sumber daya yang paling berharga dan paling diinginkan dalam budaya kuno. Tepung terbaik merujuk pada hasil panen yang berkualitas tinggi, madu yang manis dan berkhasiat, serta minyak yang digunakan untuk memasak, penerangan, dan penyembuhan. Konsumsi dari makanan-makanan ini menunjukkan kelimpahan berkat dan kesuburan tanah yang dianugerahkan Tuhan kepada umat-Nya. Ini adalah gambaran tentang keamanan, kesejahteraan, dan kepuasan yang seharusnya dirasakan oleh umat yang berada di bawah perlindungan Allah.

Puncaknya, ayat ini menyatakan, "Engkau menjadi sangat cantik, dan layak menjadi ratu." Ini adalah pujian tertinggi yang bisa diberikan. Kecantikan di sini bukan hanya pada penampilan luar, tetapi juga mencerminkan keindahan yang berasal dari dalam, yaitu ketaatan dan hubungan yang benar dengan Sang Pencipta. Status sebagai ratu menandakan otoritas, kehormatan, dan kekuasaan. Yerusalem, yang menjadi pusat Kerajaan Yehuda, ditempatkan pada posisi yang terhormat, sejajar dengan penguasa-penguasa dunia. Namun, penting untuk diingat bahwa semua keindahan dan kemuliaan ini adalah pemberian dari Allah. Ini adalah anugerah yang tidak terhingga, yang mencerminkan kasih dan rencana-Nya bagi umat-Nya.

Meskipun ayat ini menggambarkan Yerusalem pada puncaknya, konteks keseluruhan dari pasal Yehezkiel 16 kemudian mengarah pada peringatan dan penghakiman karena ketidaksetiaan umat tersebut. Namun, keindahan awal ini menjadi dasar untuk kontras yang tajam, mengingatkan bahwa kemuliaan sejati berasal dari hubungan yang teguh dengan Tuhan dan bahwa setiap anugerah harus dikelola dengan rasa syukur dan ketaatan. Ayat ini tetap menjadi pengingat akan potensi keagungan yang dapat dicapai ketika umat berpegang teguh pada kehendak Allah.