"Lalu aku melihat, dan lihat, suatu tangan terulur kepadaku, dan di tangannya ada gulungan kitab."
Ayat Yehezkiel 2:9 merupakan momen penting dalam narasi Kitab Yehezkiel. Dalam ayat ini, nabi Yehezkiel menerima penglihatan dari Tuhan yang sangat jelas dan dramatis. Penglihatan ini bukan hanya sekadar gambaran visual, tetapi juga simbol yang mendalam tentang panggilan dan misi yang diembannya. Tangan Tuhan yang terulur kepadanya, membawa gulungan kitab, menandakan bahwa Firman Tuhan akan diberikan kepadanya untuk disampaikan kepada bangsa Israel.
Gulungan kitab dalam tradisi kuno seringkali berisi perkataan penting, hukum, atau nubuat. Penerimaan gulungan ini oleh Yehezkiel melambangkan penyerapan Firman Tuhan secara mendalam ke dalam hatinya. Ini bukan hanya tentang menerima informasi, tetapi juga tentang internalisasi pesan ilahi. Tuhan tidak hanya memberinya tugas, tetapi juga memberinya sumber daya yang diperlukan untuk menjalankan tugas tersebut, yaitu Firman-Nya sendiri.
Konteks dari ayat ini sangat krusial. Yehezkiel dipanggil menjadi nabi di masa pembuangan di Babel. Bangsa Israel sedang mengalami masa-masa sulit, terpisah dari tanah air dan mengalami penderitaan. Di tengah keputusasaan ini, Tuhan masih berbicara dan memberikan harapan, meskipun seringkali melalui teguran dan nubuat penghakiman. Namun, pesan Tuhan juga mencakup janji pemulihan.
Tuhan yang mengulurkan tangan menunjukkan inisiatif ilahi. Dialah yang memanggil dan memberdayakan hamba-Nya. Yehezkiel tidak memilih dirinya sendiri, tetapi dipilih dan diperlengkapi oleh Tuhan. Tangan yang terulur juga bisa diartikan sebagai perlindungan dan dukungan. Meskipun tugas kenabian seringkali berat dan penuh tantangan, Yehezkiel tidak sendirian. Tuhan menyertainya dan memberinya kekuatan melalui Firman-Nya.
Isi dari gulungan kitab yang diberikan kepada Yehezkiel, sesuai dengan ayat-ayat berikutnya, adalah perkataan ratapan, keluh kesah, dan celaka. Hal ini menekankan beratnya pesan yang harus disampaikan oleh Yehezkiel kepada umat-Nya yang keras kepala dan memberontak. Namun, di balik semua itu, pesan Tuhan selalu membawa kebenaran dan tujuan-Nya yang kekal. Menerima gulungan kitab ini adalah awal dari perjalanan kenabian Yehezkiel yang penuh dengan tantangan namun juga sarat makna spiritual.
Dalam kehidupan kita hari ini, ayat Yehezkiel 2:9 mengingatkan kita akan pentingnya Firman Tuhan. Seperti Yehezkiel, kita dipanggil untuk menerima Firman Tuhan, menginternalisasikannya, dan membiarkannya mengarahkan hidup kita. Tangan Tuhan yang mengulurkan gulungan kitab adalah pengingat bahwa Tuhan memberikan kepada kita kebenaran-Nya untuk membimbing, menghibur, dan memperingatkan kita. Membaca dan merenungkan Kitab Suci adalah cara kita menerima gulungan kitab yang dijanjikan Tuhan, yang memampukan kita untuk hidup sesuai dengan kehendak-Nya dan memahami rencana-Nya bagi kita.
Firman Tuhan selalu relevan, membawa cahaya dalam kegelapan, dan kekuatan dalam kelemahan. Penglihatan Yehezkiel menegaskan bahwa Tuhan senantiasa berkomunikasi dengan umat-Nya, dan penyediaan Firman-Nya adalah bukti kasih dan kepedulian-Nya yang mendalam. Marilah kita menyambut Firman Tuhan dengan hati yang terbuka, seperti yang dilakukan oleh nabi Yehezkiel.