Yehezkiel 20:30 - Panggilan untuk Hidup Suci

"Oleh sebab itu, katakanlah kepada kaum Israel: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Apakah kamu mau menajiskan dirimu seperti nenek moyangmu dan berlaku sebagai sundal dengan mengikuti segala kekejian mereka?"

Simbol Kekudusan dan Kebenaran

Ayat Yehezkiel 20:30 membawa sebuah teguran keras namun juga penuh kasih dari Tuhan bagi umat Israel. Dalam konteks sejarahnya, bangsa Israel berulang kali jatuh ke dalam penyembahan berhala dan praktik-praktik yang tidak berkenan di hadapan Tuhan, meniru kebiasaan bangsa-bangsa di sekitar mereka. Tuhan melalui nabi Yehezkiel mengingatkan mereka tentang kesetiaan dan kekudusan yang Dia tuntut dari umat-Nya.

Pertanyaan retoris yang diajukan Tuhan, "Apakah kamu mau menajiskan dirimu seperti nenek moyangmu dan berlaku sebagai sundal dengan mengikuti segala kekejian mereka?", bukanlah pertanyaan yang mencari jawaban "ya" atau "tidak". Sebaliknya, ini adalah cara Tuhan untuk mengajak mereka merenungkan jalan hidup mereka dan membandingkannya dengan kesetiaan dan kekudusan yang seharusnya menjadi ciri khas umat pilihan-Nya. "Menajiskan diri" dan "berlaku sebagai sundal" adalah metafora kuat yang menggambarkan pengkhianatan spiritual, berpaling dari Tuhan yang mengasihi mereka kepada ilah-ilah palsu dan praktik-praktik duniawi yang cemar.

Pesan ini relevan bukan hanya bagi umat Israel di masa lalu, tetapi juga bagi kita di zaman sekarang. Dalam berbagai bentuk, godaan untuk menyeleweng dari jalan Tuhan selalu ada. Dunia menawarkan berbagai macam "kekejian" yang dikemas dengan menarik, mulai dari keserakahan, kebohongan, ketidakjujuran, hingga segala bentuk amoralitas. Tuhan memanggil kita untuk hidup kudus, terpisah dari kebiasaan dunia yang mencemari.

Panggilan untuk hidup kudus adalah panggilan untuk menyerahkan seluruh hidup kita kepada Tuhan, mengizinkan Roh Kudus mengubah kita dari dalam, dan hidup sesuai dengan firman-Nya. Ini berarti membuat pilihan yang sadar setiap hari untuk menolak godaan dan menempatkan Tuhan sebagai prioritas utama. "Menajiskan diri" berarti membiarkan diri kita tercemar oleh dosa, kehilangan kemurnian rohani, dan merusak hubungan kita dengan Tuhan. Sebaliknya, "kekudusan" adalah keadaan yang diinginkan Tuhan bagi umat-Nya, yaitu hidup yang murni, setia, dan sepenuhnya bergantung pada-Nya.

Yehezkiel 20:30 mengingatkan kita bahwa identitas kita sebagai umat Tuhan seharusnya tercermin dalam cara kita hidup. Kita dipanggil keluar dari kegelapan menuju terang-Nya yang ajaib. Marilah kita renungkan ayat ini dan bertanya pada diri sendiri: Apakah kita sedang mengikuti jejak nenek moyang kita dalam hal-hal yang tidak berkenan kepada Tuhan, atau kita sedang berjalan dalam kekudusan dan kesetiaan kepada-Nya? Pilihan ada di tangan kita, dan Tuhan senantiasa siap memberikan kekuatan bagi mereka yang mau berpaling dan hidup bagi kemuliaan-Nya.