Yehezkiel 20:39 - Panggilan Tuhan untuk Pertobatan

"Tetapi beginilah firman Tuhan ALLAH: Baiklah! Karena kamu suka bersenang-senang, dan kamu memberontak, maka kamu akan melakukan demikian pula. Jika kamu tidak mendengarkan Aku, Aku akan menghalau kamu keluar dari negeri ini."

Ayat Yehezkiel 20:39 merupakan ungkapan ilahi yang tegas dan mendalam, sebuah peringatan sekaligus refleksi atas pilihan umat Tuhan. Dalam konteksnya, Tuhan berbicara kepada umat Israel yang telah berulang kali berpaling dari jalan-Nya, menyembah berhala, dan hidup dalam kesenangan duniawi yang melalaikan tanggung jawab rohani mereka. Firman ini menegaskan bahwa Tuhan melihat dan mengetahui setiap tindakan umat-Nya, termasuk pemberontakan dan kecenderungan mereka untuk "bersenang-senang" dalam arti yang negatif, yaitu kesenangan yang menjauhkan dari Tuhan.

Ungkapan "Baiklah! Karena kamu suka bersenang-senang, dan kamu memberontak, maka kamu akan melakukan demikian pula" bukan berarti Tuhan mengizinkan atau merestui pemberontakan tersebut. Sebaliknya, ini adalah cara Tuhan menyatakan konsekuensi alami dari pilihan manusia. Jika umat-Nya memilih kesenangan duniawi dan memberontak terhadap pimpinan-Nya, maka konsekuensi dari pilihan tersebut adalah perpisahan. "Melakukan demikian pula" dapat diartikan sebagai mengalami kebebasan semu yang akhirnya membawa pada kehancuran, atau merasakan dampak dari kesenangan yang diperjuangkan hingga pada akhirnya berujung pada kehilangan. Tuhan, dalam kasih dan keadilan-Nya, membiarkan mereka menuai apa yang telah mereka tabur.

Bagian akhir ayat ini, "Jika kamu tidak mendengarkan Aku, Aku akan menghalau kamu keluar dari negeri ini," adalah sebuah ancaman yang serius. "Negeri ini" merujuk pada tanah perjanjian yang telah diberikan Tuhan kepada Israel, simbol berkat dan kehadiran-Nya. Dihalau keluar dari tanah itu berarti kehilangan perlindungan ilahi, kehilangan identitas sebagai umat pilihan di tanah pusaka mereka, dan menghadapi pengasingan. Ini adalah konsekuensi yang mengerikan bagi sebuah bangsa yang identitasnya sangat terikat pada tanah perjanjian dan hubungan mereka dengan Tuhan.

Ayat ini mengajarkan beberapa kebenaran penting. Pertama, Tuhan melihat dan tidak membiarkan pemberontakan. Sekalipun seringkali Tuhan menunjukkan kesabaran yang luar biasa, ada batas di mana konsekuensi harus dihadapi. Kedua, kesenangan duniawi yang melalaikan Tuhan adalah bentuk pemberontakan. Kesenangan itu sendiri bukanlah dosa, tetapi ketika ia menjadi fokus utama yang mengesampingkan Tuhan, ia berubah menjadi jalan kehancuran. Ketiga, ketaatan adalah kunci pemeliharaan ilahi. Mendengarkan firman Tuhan dan menaatinya adalah syarat untuk tetap berada dalam hadirat dan berkat-Nya.

Yehezkiel 20:39 memberikan sebuah peringatan yang relevan bagi setiap individu dan komunitas rohani. Ini mendorong kita untuk secara jujur memeriksa hati kita: apakah kita lebih cenderung mencari kesenangan pribadi daripada memenuhi kehendak Tuhan? Apakah kita telah memberontak dalam tindakan maupun pikiran? Tuhan masih menawarkan kesempatan untuk bertobat dan kembali kepada-Nya. Namun, firman ini juga mengingatkan bahwa ada konsekuensi yang harus ditanggung jika kita terus menerus menolak panggilan-Nya untuk hidup kudus dan setia. Pertobatan adalah jalan keluar dari potensi kehancuran dan kembali kepada kehidupan yang dipimpin oleh Tuhan.