Yehezkiel 21:25

"Dan engkau, hai orang yang durhaka, hai orang fasik, hai penguasa Israel, yang harinya telah tiba pada waktu akhir kebejatanmu!"

Peringatan Keadilan
Simbol visual yang mewakili keadilan dan peringatan ilahi.

Ayat Yehezkiel 21:25 adalah sebuah deklarasi yang tegas dari Allah melalui nabi-Nya, Yehezkiel, yang ditujukan kepada orang-orang Israel yang telah jatuh ke dalam kebejatan dan kefasikan. Ayat ini menyoroti momen krusial dalam sejarah mereka, yaitu saat penghakiman ilahi tidak dapat dihindari lagi. Kata-kata ini bukan sekadar ramalan, melainkan sebuah peringatan keras yang menandakan akhir dari masa toleransi Allah terhadap dosa dan pemberontakan umat-Nya.

Dalam konteks yang lebih luas, pasal 21 dari Kitab Yehezkiel berbicara tentang datangnya malapetaka yang tak terhindarkan bagi Yerusalem dan umat Israel. Allah, melalui gambaran pedang yang diasah dan dipoles, menggambarkan bagaimana kekejaman dan kehancuran akan menimpa mereka. Yehezkiel 21:25 secara spesifik menunjuk pada para pemimpin, yang seringkali menjadi sumber utama dari kebejatan dan ketidakadilan dalam masyarakat. Mereka dipanggil "orang yang durhaka" dan "orang fasik," yang menunjukkan pengkhianatan mereka terhadap perjanjian dengan Allah dan tanggung jawab mereka terhadap umat.

Keadilan ilahi adalah tema sentral yang terpancar dari ayat ini. Allah tidak membiarkan dosa berlangsung tanpa konsekuensi. Meskipun Dia Maha Pengasih, Dia juga adalah Hakim yang adil. Ayat ini menegaskan bahwa setiap tindakan kejahatan, terutama yang dilakukan oleh mereka yang diberi otoritas, akan menghadapi pertanggungjawaban yang setimpal. "Hari-harinya telah tiba pada waktu akhir kebejatanmu" mengindikasikan bahwa kesabaran Allah memiliki batas, dan momen penghakiman telah tiba. Ini seharusnya menjadi sebuah panggilan untuk introspeksi dan pertobatan mendalam bagi siapa pun yang membaca atau mendengarnya.

Bagi bangsa Israel pada masa itu, firman ini membawa pesan kehancuran yang mengerikan, yaitu penaklukan oleh Babel. Namun, makna Yehezkiel 21:25 melampaui peristiwa sejarah semata. Ayat ini juga mengajarkan prinsip-prinsip universal tentang kedaulatan Allah, sifat dosa, dan konsekuensi dari ketidaktaatan. Peringatan ini mengingatkan kita bahwa Allah melihat segala sesuatu dan tidak ada kejahatan yang luput dari perhatian-Nya. Keadilan-Nya pada akhirnya akan ditegakkan, baik melalui teguran, hukuman, maupun pemulihan.

Memahami Yehezkiel 21:25 juga berarti merenungkan pentingnya kepemimpinan yang saleh. Ketika para pemimpin hidup dalam kefasikan, dampaknya dirasakan oleh seluruh masyarakat. Ayat ini menjadi pengingat bagi para pemimpin di segala zaman untuk memimpin dengan integritas, keadilan, dan ketakutan akan Tuhan. Sebaliknya, bagi mereka yang berada di bawah kepemimpinan, ayat ini bisa menjadi panggilan untuk berdoa bagi para pemimpin agar mereka bertobat dan kembali ke jalan kebenaran, atau sebagai peringatan akan dampak buruk dari ketidakadilan yang dibiarkan.

Pada akhirnya, Yehezkiel 21:25 adalah gambaran nyata tentang keadilan Allah yang tak terhindarkan bagi mereka yang terus-menerus menolak kebenaran dan memilih jalan kebejatan. Ayat ini menyerukan pertobatan dan pengakuan atas kedaulatan Allah sebagai Hakim atas segala sesuatu.