"Adakah dikatakan kepadamu: 'Bahwa darah yang penuh kenajisan menimpa tanah yang suci'? Tetapi engkau berkata: 'Perlahan-lahan saja, kelak akan datang masa penuh perhitungan.'"
Ilustrasi simbolis tentang datangnya penghakiman dan keadilan.
Ayat Yehezkiel 21:30 berbicara tentang penghakiman ilahi yang akan datang atas orang-orang yang telah melakukan kejahatan dan penindasan, khususnya para pemimpin yang lalim. Dalam konteks sejarah, ayat ini sering kali merujuk pada kehancuran Yerusalem dan pembuangan bangsa Israel akibat dosa-dosa mereka. Namun, pesan universal dari ayat ini melampaui batas waktu dan konteks spesifiknya. Ia mengingatkan kita bahwa tidak ada kejahatan yang akan luput dari pengawasan Tuhan, dan keadilan-Nya pada akhirnya akan ditegakkan.
Firman ini mengungkapkan kekecewaan dan peringatan yang mendalam terhadap sikap apatis dan peremehan terhadap keadilan. Frasa "Adakah dikatakan kepadamu: 'Bahwa darah yang penuh kenajisan menimpa tanah yang suci'?" menunjukkan gambaran suram tentang kejahatan yang telah mengotori tanah suci, yang seharusnya dijaga kesuciannya. Ini bisa berarti berbagai bentuk pelanggaran moral, ketidakadilan sosial, dan kekerasan yang telah merajalela di antara umat Tuhan.
Menariknya, respon yang digambarkan adalah sikap meremehkan dan menunda-nunda, "Tetapi engkau berkata: 'Perlahan-lahan saja, kelak akan datang masa penuh perhitungan.'" Sikap ini mencerminkan kesombongan dan ketidakpercayaan pada murka ilahi. Seolah-olah mereka berpikir bahwa Tuhan akan membiarkan begitu saja kejahatan mereka, atau bahwa waktu penghakiman masih sangat jauh. Mereka hidup dalam ilusi keamanan, mengabaikan peringatan kenabian yang berulang kali disampaikan.
Namun, nubuat Yehezkiel menegaskan bahwa waktu perhitungan itu pasti tiba. Tuhan tidak akan tinggal diam melihat ketidakadilan berkuasa selamanya. Pedang penghakiman, yang sering kali diwakili oleh bangsa penakluk seperti Babel, akan dihunus untuk menghukum dosa dan memulihkan tatanan yang benar. Ini bukanlah ancaman kosong, melainkan pernyataan kebenaran ilahi. Bagi para tiran dan penindas, ayat ini adalah peringatan keras. Bagi mereka yang tertindas, ayat ini menawarkan harapan akan pemulihan dan keadilan.
Pesan Yehezkiel 21:30 mengingatkan kita akan pentingnya hidup dalam kebenaran dan keadilan. Kita tidak boleh bersikap apatis terhadap dosa, baik dalam diri sendiri maupun dalam masyarakat. Sebaliknya, kita dipanggil untuk mengakui kesalahan, bertobat, dan senantiasa hidup dalam takut akan Tuhan. Keadilan ilahi memang terkadang tampak lambat, namun ia pasti datang. Maka, marilah kita hidup dengan kesadaran akan hal ini, agar kita tidak termasuk dalam golongan yang meremehkan peringatan dan kelak menghadapi perhitungan yang tidak menyenangkan. Keadilan akan selalu menemukan jalannya, dan pada akhirnya, kebaikan akan menang atas kejahatan.