"Maka segala daging akan mengetahui, bahwa Aku, TUHAN, telah menyesakkan pedang-Ku dari sarungnya; ia tidak akan dimasukkan kembali."
Firman Tuhan yang tercatat dalam kitab Yehezkiel pasal 21 ayat 5 ini membawa pesan yang sangat mendalam mengenai keadilan dan penghakiman ilahi. Kata-kata ini diucapkan pada masa ketika bangsa Israel sedang menghadapi malapetaka besar. Yerusalem akan jatuh ke tangan bangsa Babel, dan murka Tuhan akan dilimpahkan atas mereka karena dosa-dosa mereka yang terus-menerus.
Ayat ini secara gamblang menyatakan bahwa "segala daging akan mengetahui, bahwa Aku, TUHAN, telah menyesakkan pedang-Ku dari sarungnya; ia tidak akan dimasukkan kembali." Frasa "menyesakkan pedang-Ku dari sarungnya" adalah sebuah metafora yang kuat. Pedang yang terhunus melambangkan penghakiman yang siap dijalankan, sebuah tindakan kekerasan dan kehancuran yang tidak dapat dihindari. Ini bukanlah ancaman kosong, melainkan sebuah kepastian yang akan dialami oleh semua orang, "segala daging." Tidak ada yang akan luput dari konsekuensi perbuatan mereka.
Penting untuk memahami konteks historisnya. Bangsa Israel telah berulang kali mengabaikan peringatan Tuhan, menyembah berhala, dan hidup dalam ketidakadilan. Yehezkiel, sebagai nabi, bertugas untuk menyampaikan pesan pertobatan, tetapi seringkali pesan itu diabaikan. Ketika penghakiman tiba, itu adalah hasil dari penolakan mereka yang berkelanjutan terhadap firman Tuhan. Tuhan, yang penuh kasih dan sabar, pada akhirnya harus menegakkan keadilan-Nya untuk memulihkan tatanan dan mengajarkan sebuah pelajaran yang tak terhapuskan.
Frasa "ia tidak akan dimasukkan kembali" menekankan finalitas dari penghakiman ini. Pedang yang telah terhunus tidak akan disarungkan kembali sebelum tujuannya tercapai. Ini menunjukkan keseriusan situasi dan ketegasan keputusan Tuhan. Bagi bangsa yang keras kepala dan tidak mau bertobat, penghakiman ini akan membawa penderitaan dan kehancuran yang mendalam. Namun, di balik penghakiman ini, selalu ada tujuan yang lebih besar dari Tuhan, yaitu membawa bangsa-Nya kembali kepada-Nya, meskipun melalui jalan yang sulit dan menyakitkan.
Merenungkan Yehezkiel 21:5 mengajarkan kita tentang sifat Tuhan yang kudus dan adil. Dia membenci dosa dan pada akhirnya akan menghakimi setiap perbuatan. Namun, Dia juga adalah Tuhan yang penuh kasih dan menghendaki keselamatan bagi umat-Nya. Pesan ini adalah pengingat yang kuat bagi kita untuk hidup dalam ketaatan, menghargai kasih karunia-Nya, dan tidak memandang remeh firman-Nya. Ketika kita menghadapi tantangan dalam hidup, ingatlah bahwa Tuhan selalu bekerja, bahkan melalui masa-masa sulit, untuk tujuan-Nya yang mulia. Mari kita merespons panggilan-Nya dengan hati yang bertobat dan hidup yang menyenangkan Dia.