"Dan Aku akan membuat Raba-raba menjadi padang penggembalaan bagi domba, dan kota-kota Amon menjadi kandang bagi kawanan. Maka mereka akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN."
Ayat Yehezkiel 25:5 merupakan salah satu bagian dari nubuat yang disampaikan oleh nabi Yehezkiel kepada bangsa-bangsa di sekitar Israel. Ayat ini secara spesifik berbicara tentang penghakiman yang akan menimpa bangsa Amon. Pengumuman penghakiman ilahi ini bukanlah tanpa alasan. Bangsa Amon, bersama bangsa-bangsa lain seperti Moab, Edom, dan Filistin, telah menunjukkan kebencian dan sikap merendahkan terhadap umat Tuhan, terutama pada saat Israel mengalami masa-masa sulit, seperti ketika Yerusalem dihancurkan oleh Babel. Sikap inilah yang memicu murka Tuhan dan menjanjikan keadilan-Nya.
Pernyataan "Dan Aku akan membuat Raba-raba menjadi padang penggembalaan bagi domba, dan kota-kota Amon menjadi kandang bagi kawanan" adalah gambaran yang sangat kuat tentang kehancuran dan kekalahan total yang akan dialami oleh bangsa Amon. Raba-raba, yang merupakan ibu kota Amon, dan kota-kota Amon lainnya, yang dulunya mungkin ramai dan penuh aktivitas, akan diubah menjadi tempat yang sunyi, di mana hewan ternak bebas berkeliaran dan beristirahat. Ini melambangkan hilangnya kekuasaan, kedaulatan, dan peradaban mereka. Bayangkan sebuah kota yang megah menjadi padang rumput yang lapang untuk domba. Kehancuran ini adalah konsekuensi langsung dari tindakan mereka yang tidak adil dan kebencian mereka terhadap umat Tuhan.
Bagian terakhir dari ayat ini, "Maka mereka akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN," menegaskan tujuan utama dari penghakiman tersebut. Tuhan tidak hanya menghukum bangsa Amon, tetapi juga menggunakan tindakan tersebut sebagai cara untuk menyatakan diri-Nya. Bangsa-bangsa di sekitar Israel, yang seringkali tidak mengakui atau bahkan mengejek kekuasaan Tuhan, akan dipaksa untuk mengakui kebesaran dan otoritas-Nya. Keadilan ilahi yang diterapkan bukan hanya bersifat retributif (membalas kejahatan), tetapi juga bersifat edukatif. Melalui penghakiman ini, kemuliaan Tuhan akan dinyatakan kepada dunia.
Dalam konteks yang lebih luas, Yehezkiel 25:5 mengingatkan kita tentang sifat Tuhan yang adil. Dia adalah Tuhan yang melihat ketidakadilan dan kebencian. Dia tidak akan membiarkan kejahatan berlangsung tanpa konsekuensi. Namun, di balik penghakiman-Nya, terdapat janji keselamatan dan pemulihan bagi umat-Nya. Ayat ini juga mengajarkan pentingnya bagaimana kita memperlakukan sesama, terutama mereka yang lemah atau sedang dalam kesulitan. Sikap merendahkan, mengejek, atau bahkan bersukacita atas penderitaan orang lain adalah sesuatu yang tidak berkenan di hadapan Tuhan.
Merenungkan Yehezkiel 25:5 membawa kita pada kesadaran akan kedaulatan Tuhan atas segala bangsa dan kejadian. Keadilan-Nya akan selalu ditegakkan, bahkan melalui cara-cara yang mungkin tidak kita pahami sepenuhnya. Biarlah ayat ini menjadi pengingat bagi kita untuk hidup dalam kebenaran, mengasihi sesama, dan senantiasa menghormati Tuhan sebagai sumber segala keadilan.