Yehezkiel 27:9

"Orang-orang tua di Gebal dan orang-orang pandai di tengah-tengahmu ialah pembuatmu."

Simbol kapal dagang Tirus berlayar di laut yang tenang

Kekayaan dan Kebijaksanaan di Tirus

Ayat Yehezkiel 27:9 menggambarkan sebuah aspek penting dari kejayaan kota Tirus. Tirus, sebagai pusat perdagangan maritim yang masyhur di zaman kuno, dikenal bukan hanya karena kekayaannya yang melimpah, tetapi juga karena keahlian dan kebijaksanaan para penduduknya. Kalimat "Orang-orang tua di Gebal dan orang-orang pandai di tengah-tengahmu ialah pembuatmu" menyoroti peran krusial dari warga Tirus yang terampil, khususnya mereka yang berasal dari Gebal, yang turut membangun dan memelihara kemakmuran kota tersebut.

Gebal, yang juga dikenal sebagai Byblos, adalah kota pelabuhan kuno yang terletak di pesisir Fenisia utara. Sejak lama, Gebal telah menjadi pusat pembuatan kapal, pengolahan kayu, dan kerajinan tangan yang berkualitas tinggi. Keterlibatan para "orang tua" (yang sering kali merujuk pada orang-orang yang berpengalaman dan bijaksana) dari Gebal menunjukkan bahwa Tirus sangat mengandalkan keahlian mereka dalam industri maritim. Para pembuat kapal, tukang kayu ulung, dan perajin ahli adalah tulang punggung yang memungkinkan armada dagang Tirus untuk berlayar ke seluruh penjuru dunia, membawa komoditas berharga dan menyebarkan pengaruh kota itu.

Pelajaran dari Kejatuhan

Namun, nubuat dalam Kitab Yehezkiel ini bukan hanya sekadar deskripsi tentang kejayaan masa lalu. Yehezkiel diutus oleh Tuhan untuk menyampaikan pesan penghakiman atas Tirus karena kesombongan dan kejahatannya. Di balik kemewahan dan keahlian yang luar biasa itu, Tirus telah menjadi kota yang angkuh, menaruh kepercayaan pada kekuatan materi dan kemampuannya sendiri, serta sering kali bertindak sewenang-wenang. Ayat ini, meskipun memuji keahlian mereka, sering kali menjadi bagian dari konteks yang lebih luas tentang bagaimana Tuhan akan meruntuhkan kemegahan yang dibangun di atas kesombongan.

Kisah Tirus mengingatkan kita bahwa kekayaan dan keahlian, betapapun mengagumkannya, tidak dapat menggantikan fondasi moral dan spiritual yang benar. Ketika kemakmuran hanya menjadi tujuan akhir dan kesombongan menguasai hati, maka kejatuhan sering kali tidak dapat dihindari. Para "pembuat" yang disebutkan dalam Yehezkiel 27:9, yang dengan bangga membangun kapal-kapal megah dan menghasilkan barang-barang mewah, pada akhirnya melihat hasil karya mereka hancur. Hal ini mengajarkan kita untuk senantiasa menjaga hati, bersyukur atas berkat dan karunia yang diberikan, dan tidak menaruh kepercayaan penuh pada pencapaian duniawi semata. Ketergantungan pada Tuhan dan hidup sesuai dengan kehendak-Nya adalah fondasi yang kekal, tidak seperti kemegahan Tirus yang akhirnya hanya menjadi cerita sejarah.