"Dan tidak akan ada lagi di sana duri yang mengigit bagi kaum Israel, atau onak yang menyengsarakan dari pihak semua orang di sekitarnya yang telah menghina mereka, dan mereka akan mengetahui bahwa Akulah, TUHAN ALLAH."
Ayat Yehezkiel 28:24 merupakan bagian dari nubuat yang lebih besar dalam Kitab Yehezkiel, yang berbicara tentang kejatuhan Tirus. Namun, di tengah hukuman yang dijatuhkan kepada bangsa-bangsa yang menindas umat Allah, ada sebuah janji indah yang tersembunyi. Janji ini tidak hanya berlaku bagi bangsa Israel pada masa itu, tetapi juga memiliki resonansi yang mendalam bagi umat Allah di setiap zaman.
Pernyataan "tidak akan ada lagi di sana duri yang mengigit bagi kaum Israel, atau onak yang menyengsarakan" menggambarkan sebuah kondisi pemulihan total dari penderitaan dan penindasan. Duri dan onak seringkali menjadi simbol dari kesulitan, rasa sakit, dan ancaman yang konstan. Bagi bangsa Israel yang berulang kali mengalami perbudakan, pengasingan, dan penghinaan dari bangsa-bangsa tetangga, gambaran ini memberikan harapan akan masa depan yang bebas dari kekerasan dan kesakitan yang terus-menerus.
Penghinaan yang diterima dari "semua orang di sekitarnya yang telah menghina mereka" menunjukkan betapa dalam luka yang ditinggalkan oleh perlakuan buruk dari bangsa lain. Namun, firman Allah menegaskan bahwa tidak hanya perlakuan fisik yang akan berhenti, tetapi juga penghinaan dan rasa malu yang dialami akan dihapuskan. Ini adalah janji pemulihan tidak hanya secara fisik dan materiil, tetapi juga pemulihan harga diri dan kehormatan.
Inti dari janji ini terletak pada klausa terakhir: "dan mereka akan mengetahui bahwa Akulah, TUHAN ALLAH." Ini adalah pengingat bahwa segala pemulihan, kelepasan, dan kemenangan adalah karya Allah sendiri. Di tengah kesulitan, seringkali kita lupa akan kuasa dan kesetiaan-Nya. Ayat ini menegaskan bahwa Allah berdaulat atas sejarah dan Dia memiliki rencana untuk umat-Nya. Ketika umat-Nya mengalami pemulihan, itu adalah bukti nyata dari keilahian dan kuasa-Nya yang tak terbatas.
Dalam konteks yang lebih luas, janji ini dapat dilihat sebagai gambaran dari kerajaan Allah yang sempurna, di mana tidak ada lagi penderitaan, kesedihan, atau kebencian. Ini adalah harapan yang menguatkan bagi orang percaya, memberikan keyakinan bahwa meskipun ada kesulitan di dunia ini, pada akhirnya Allah akan membawa umat-Nya ke dalam keadaan damai dan sejahtera yang kekal. Pemulihan yang dijanjikan dalam Yehezkiel 28:24 mengingatkan kita akan kasih dan kesetiaan Allah yang teguh kepada umat perjanjian-Nya.