Yehezkiel 30:13

"Beginilah firman Tuhan ALLAH: ‘Aku akan membinasakan berhala-berhala dan melenyapkan pujaan-pujaan dari Taufanakh. Aku akan mengirimkan api ke Mesir; Ne akan kesakitan, dan No akan hancur lebur oleh api.

Ayat Yehezkiel 30:13 adalah sebuah nubuat yang kuat mengenai penghakiman Allah yang akan menimpa Mesir. Dalam konteks sejarahnya, Mesir pada masa itu sering kali disembah sebagai dewa dan dianggap sebagai kekuatan yang tidak dapat ditaklukkan. Bangsa Israel, dalam berbagai periode, sering kali berpaling kepada Mesir untuk mendapatkan pertolongan atau meniru praktik keagamaan mereka. Namun, nubuat ini menegaskan bahwa bahkan kekuatan besar sekalipun yang menolak kebenaran Allah akan menghadapi konsekuensi.

Firman Tuhan yang disampaikan melalui nabi Yehezkiel ini sangat jelas. "Aku akan membinasakan berhala-berhala dan melenyapkan pujaan-pujaan dari Taufanakh." Taufanakh merujuk pada tanah Mesir, dan frasa ini menekankan penghancuran total terhadap segala bentuk penyembahan berhala dan dewa-dewi yang mereka agungkan. Ini adalah deklarasi bahwa tidak ada kekuatan atau objek penyembahan buatan manusia yang dapat berdiri menentang kekuasaan dan kedaulatan Allah Yang Maha Esa. Allah tidak mentolerir penyembahan berhala dan pasti akan menghukumnya.

Lebih lanjut, ayat ini menyebutkan Mesir secara spesifik: "Aku akan mengirimkan api ke Mesir; Ne akan kesakitan, dan No akan hancur lebur oleh api." 'Ne' adalah nama kuno untuk kota Thebes, salah satu pusat kekuasaan dan keagamaan terpenting di Mesir. 'No' kemungkinan merujuk pada kota Memphis, ibu kota kuno lainnya. Penggunaan "api" sebagai simbol penghakiman adalah motif yang umum dalam Alkitab, melambangkan pemurnian, penghancuran, dan murka ilahi. Ini bukan sekadar bencana alam, melainkan tindakan penghakiman yang disengaja oleh Allah untuk membawa Mesir kepada rasa sakit dan kehancuran.

Pesan utama dari Yehezkiel 30:13 adalah tentang keadilan ilahi. Allah adalah Tuhan yang adil, dan Dia akan membalas kejahatan serta penolakan terhadap-Nya. Nubuat ini berfungsi sebagai peringatan bagi semua bangsa, termasuk bangsa Israel pada masa itu, untuk tidak menyandarkan harapan pada kekuatan duniawi atau menyembah ilah-ilah palsu. Ketergantungan pada Allah semata adalah jalan yang benar. Penghancuran berhala dan kota-kota Mesir melambangkan kekalahan dari kekuatan-kekuatan yang sombong dan menantang otoritas Allah.

Bagi kita hari ini, ayat ini tetap relevan. Ia mengingatkan kita untuk tidak terjebak dalam penyembahan modern, entah itu materialisme, kekuasaan, atau bahkan gagasan-gagasan yang menggantikan firman Allah. Kecongkakan, kesombongan, dan penolakan terhadap kebenaran ilahi pada akhirnya akan menemui penghakiman. Sebaliknya, kita dipanggil untuk berserah kepada Allah, mengakui kedaulatan-Nya, dan mencari perlindungan dalam kasih dan kebenaran-Nya. Penghakiman Allah terhadap Mesir pada masa itu adalah gambaran dari keadilan-Nya yang akan datang kepada segala sesuatu yang menentang kehendak-Nya, menegaskan bahwa tidak ada yang dapat lepas dari pandangan dan kuasa-Nya.