Mazmur 109:7

"Apabila ia dihakimi, hendaklah ia dinyatakan bersalah, dan hendaklah doanya menjadi dosa."

⚖️

Memahami Keadilan Ilahi dalam Kesusahan

Mazmur 109:7 adalah sebuah ayat yang kuat dan seringkali membingungkan. Ayat ini muncul dalam konteks doa Daud yang penuh penderitaan, memohon kepada Tuhan untuk bertindak melawan musuh-musuhnya yang zalim. Dalam kedalaman keputusasaannya, Daud memohon agar keadilan ilahi berlaku atas mereka yang telah berbuat jahat kepadanya. Ayat ini secara spesifik menyatakan, "Apabila ia dihakimi, hendaklah ia dinyatakan bersalah, dan hendaklah doanya menjadi dosa."

Pernyataan ini bukan sekadar ungkapan kemarahan atau dendam pribadi Daud, melainkan sebuah permohonan agar ketidakadilan yang ia alami mendapatkan balasan yang setimpal dari Yang Maha Kuasa. Dalam pandangan dunia kuno, dan juga dalam pemahaman teologis, keadilan Tuhan adalah keadilan yang mutlak. Ketika seseorang berbuat jahat, konsekuensinya haruslah menimpanya. Daud melihat musuh-musuhnya melakukan kejahatan tanpa empati, dan ia berdoa agar ketika mereka akhirnya menghadapi penghakiman, hukuman yang pantas dijatuhkan kepada mereka.

Bagian kedua dari ayat tersebut, "hendaklah doanya menjadi dosa," juga memiliki makna yang mendalam. Ini menunjukkan betapa tercemarnya hati dan niat musuh-musuh Daud. Bahkan ketika mereka mencoba mencari pertolongan atau menyatakan diri tidak bersalah melalui doa, tindakan itu sendiri menjadi bukti dari ketidakbenaran mereka. Doa mereka, yang seharusnya menjadi sarana untuk berkomunikasi dengan Tuhan dan mencari pengampunan, justru menjadi alat yang menunjukkan kejahatan mereka di hadapan Tuhan. Ini menggambarkan keseriusan dan keputusasaan Daud dalam melihat bagaimana kejahatan dapat merusak hubungan seseorang dengan Tuhan.

Doa dalam Keterbatasan Manusiawi

Penting untuk memahami Mazmur 109 dalam konteksnya sebagai mazmur ratapan dan permohonan. Daud berada dalam situasi yang sangat sulit, dikelilingi oleh orang-orang yang ingin mencelakainya. Doanya mencerminkan realitas penderitaan manusia yang kadang-kadang merasa ditinggalkan dan membutuhkan campur tangan ilahi yang tegas. Ayat ini mengingatkan kita bahwa meskipun kita dipanggil untuk mengasihi musuh, ada juga aspek keadilan ilahi yang bekerja di dunia ini, di mana kejahatan tidak akan luput dari perhitungan.

Dalam perspektif Kristen, ayat-ayat seperti ini seringkali dilihat sebagai nubuat tentang Kristus, yang mengalami pengkhianatan dan penderitaan yang luar biasa. Namun, ia tidak membalas kejahatan dengan kejahatan. Sebaliknya, ia menawarkan pengampunan. Mazmur 109:7 dapat juga dibaca sebagai gambaran dari mereka yang menolak Kristus; pengadilan mereka akan menegaskan kesalahan mereka, dan penolakan mereka terhadap Sang Juruselamat menjadi kesaksian melawan diri mereka sendiri.

Pada akhirnya, Mazmur 109:7 mengajak kita untuk merenungkan sifat keadilan dan belas kasihan Tuhan. Ia adalah Tuhan yang adil yang akan menghakimi, tetapi juga Tuhan yang penuh kasih yang menawarkan jalan keselamatan. Doa Daud, meskipun keras, adalah seruan untuk keadilan dalam dunia yang seringkali tidak adil, dan pengingat bahwa Tuhan mendengar tangisan mereka yang tertindas.