Yehezkiel 32:3

"Demikianlah firman Tuhan ALLAH: Aku akan menjala engkau dengan jala-Ku dan menarik engkau keluar dengan pukat-pukat-Ku."

Ayat Yehezkiel 32:3 merupakan sebuah pernyataan ilahi yang kuat dari Tuhan Allah, ditujukan kepada seseorang atau entitas yang digambarkan seperti "singa muda bangsa-bangsa." Dalam konteks penglihatan nabi Yehezkiel, seringkali referensi ini dikaitkan dengan Firaun, raja Mesir, yang digambarkan sebagai makhluk buas yang kuat namun akan dihadapkan pada kehancuran.

Perumpamaan "menjala engkau dengan jala-Ku dan menarik engkau keluar dengan pukat-pukat-Ku" melukiskan gambaran yang sangat jelas tentang penangkapan dan penaklukan. Tuhan menggunakan metafora alat penangkapan ikan untuk menunjukkan bahwa Dia memiliki kendali penuh atas musuh-Nya. Jala dan pukat adalah instrumen yang tidak bisa dihindari; sekali terperangkap, tidak ada jalan untuk melarikan diri. Ini bukan sekadar perjuangan fisik, tetapi sebuah intervensi ilahi yang tak terelakkan.

Pesan ini menegaskan kedaulatan Tuhan atas segala bangsa dan penguasa di bumi. Sekalipun seseorang atau sebuah bangsa terlihat perkasa, memiliki kekuatan militer yang luar biasa, atau merasa aman di singgasananya, mereka tetap berada di bawah kekuasaan Sang Pencipta. Tuhan dapat menjatuhkan mereka kapan saja Dia berkehendak. Ayat ini membawa makna penting bagi bangsa Israel yang saat itu berada dalam pembuangan di Babel. Mereka menyaksikan kekuatan Babilonia yang mengalahkan kerajaan-kerajaan lain, termasuk umat pilihan Tuhan sendiri. Namun, Yehezkiel mengingatkan mereka bahwa kekuatan duniawi adalah sementara dan dapat dihancurkan oleh tangan Tuhan.

Fokus pada kehancuran musuh ini bukan tanpa tujuan. Bagi bangsa Israel, janji ini memberikan harapan bahwa penindas mereka pada akhirnya akan diadili. Kemenangan Tuhan atas musuh-musuh-Nya adalah bukti keadilan-Nya dan pemulihan bagi umat-Nya. Ini juga merupakan peringatan bagi siapa saja yang menentang kehendak Tuhan atau menindas umat-Nya. Kekuatan dan keangkuhan mereka akan berujung pada kejatuhan yang pasti, seperti ikan yang terjerat jala dan ditarik ke darat.

Lebih dari sekadar ancaman, ayat ini juga menggarisbawahi sifat keadilan Tuhan. Keadilan-Nya tidak memandang bulu; bahkan penguasa yang paling kuat pun harus bertanggung jawab atas tindakan mereka. Penggunaan metafora menjala dan menarik keluar menunjukkan sebuah proses yang efektif dan menyeluruh. Tidak ada celah untuk menghindar dari penghakiman ilahi. Oleh karena itu, Yehezkiel 32:3 menjadi pengingat yang kuat akan kuasa mutlak Tuhan dan kepastian penghakiman-Nya atas segala kejahatan dan penindasan.