"Domba-domba kamu makan terinjak-injak, dan sisa-sisa domba-domba kamu diinjak-injak oleh kaki mereka."
Ayat Yehezkiel 34:19 melukiskan gambaran yang sangat menyakitkan tentang kondisi umat Tuhan di bawah kepemimpinan para gembala yang tidak setia. Frasa "Domba-domba kamu makan terinjak-injak, dan sisa-sisa domba-domba kamu diinjak-injak oleh kaki mereka" menggambarkan kehancuran dan penindasan yang dialami oleh umat pilihan Allah. Mereka tidak lagi diperlakukan sebagai kawanan yang berharga yang harus dilindungi dan dipelihara, melainkan sebagai sesuatu yang tidak berarti, bahkan dijadikan objek penginjak-injakan.
Konteks Pemberontakan dan Ketiadaan Kasih
Nubuatan Yehezkiel ini disampaikan pada masa ketika bangsa Israel menghadapi kesulitan besar. Para pemimpin agama dan politik mereka, yang seharusnya menjadi gembala yang baik, justru telah menyimpang dari tanggung jawab mereka. Alih-alih merawat dan melindungi umat, mereka lebih mementingkan diri sendiri, menindas, dan memanfaatkan orang-orang yang seharusnya mereka layani. Mereka menjadikan umat Allah sebagai "makanan" yang terinjak-injak, sebuah metafora untuk penderitaan dan kerusakan yang disebabkan oleh ketidakpedulian dan keserakahan para pemimpin.
Penyebab Penindasan
Perilaku para gembala yang buruk ini mengakibatkan dua hal utama: domba-domba "makan terinjak-injak" dan "sisa-sisa domba-domba diinjak-injak". Frasa "makan terinjak-injak" bisa diartikan bahwa rumput yang seharusnya menjadi makanan bagi domba-domba telah dirusak dan dikotori oleh kaki-kaki mereka yang berkuasa. Ini menyiratkan bahwa sumber kehidupan dan pemeliharaan umat telah tercemar dan tidak lagi dapat dinikmati dengan aman. Sementara itu, "sisa-sisa domba-domba" yang mungkin sudah lemah atau terluka justru semakin diperparah dengan "diinjak-injak oleh kaki mereka". Ini menunjukkan keganasan penindasan yang tidak mengenal belas kasihan, bahkan terhadap mereka yang paling rentan.
Harapan di Tengah Keputusasaan
Meskipun gambaran dalam Yehezkiel 34:19 sangat suram, penting untuk melihat ayat ini dalam konteks keseluruhan pasal 34. Pasal ini tidak berhenti pada deskripsi kehancuran, tetapi juga berlanjut dengan janji Tuhan tentang kedatangan Gembala yang Sesungguhnya. Tuhan sendiri berjanji untuk mencari, menyelamatkan, dan merawat umat-Nya dengan kasih yang sempurna. Dia akan membedakan antara domba yang sehat dan yang sakit, memelihara mereka dengan adil, dan mendirikan satu Gembala atas mereka, yaitu Daud (yang merupakan gambaran dari Mesias).
Oleh karena itu, ayat Yehezkiel 34:19 berfungsi sebagai peringatan keras terhadap kepemimpinan yang korup dan penindasan, sambil secara bersamaan menyoroti kebutuhan mendalam akan campur tangan ilahi. Kebutuhan akan seorang Gembala yang sejati menjadi lebih jelas ketika kita melihat betapa parahnya dampak dari kepemimpinan yang gagal. Janji akan Gembala yang datang memberikan harapan bahwa penderitaan yang disebabkan oleh penindasan ini tidak akan berlangsung selamanya, dan umat Tuhan akan dipulihkan dan dibimbing menuju kehidupan yang penuh kelimpahan dan kedamaian.