Yehezkiel 34:2 - Gembala yang Buruk

"Anak manusia, sampaikanlah firman TUHAN, beginilah firman Tuhan ALLAH tentang para gembala Israel: Celakalah para gembala Israel yang menggembalakan dirinya sendiri! Bukankah gembala itu seharusnya menggembalakan domba-dombanya?"

Gembala yang Menggembalakan Diri Sendiri

Kitab Yehezkiel adalah sebuah nabi yang penuh dengan gambaran kuat dan peringatan keras. Dalam pasal 34, Tuhan melalui nabi Yehezkiel menyampaikan murka-Nya terhadap para pemimpin dan gembala umat Israel yang telah menyalahgunakan kedudukan mereka. Ayat kedua, Yehezkiel 34:2, secara gamblang menyatakan inti dari permasalahan ini: "Anak manusia, sampaikanlah firman TUHAN, beginilah firman Tuhan ALLAH tentang para gembala Israel: Celakalah para gembala Israel yang menggembalakan dirinya sendiri! Bukankah gembala itu seharusnya menggembalakan domba-dombanya?"

Frasa "menggembalakan dirinya sendiri" menjadi kunci utama dari kecaman ini. Para pemimpin rohani dan politik pada masa itu, yang seharusnya berperan sebagai gembala yang merawat, melindungi, dan menuntun kawanan domba (umat Tuhan), justru lebih mementingkan kepentingan pribadi mereka. Mereka mengambil keuntungan dari domba-domba itu, membiarkan domba-domba kelaparan, sakit, atau bahkan tersesat, sementara mereka sendiri hidup berkecukupan dan aman.

Gambaran seorang gembala yang baik sangat kontras dengan apa yang digambarkan dalam ayat ini. Gembala yang sejati adalah mereka yang rela berkorban demi dombanya. Mereka siap menghadapi bahaya, mencari rumput hijau, mengobati yang terluka, dan membawa pulang yang tersesat. Mereka tidak mengambil dari domba, tetapi justru memberi perhatian dan perlindungan. Namun, para gembala yang dikutuk oleh Tuhan ini justru menjadikan domba sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pribadi mereka.

Implikasi dan Pelajaran

Kecaman dalam Yehezkiel 34:2 memiliki implikasi yang mendalam, tidak hanya bagi umat Israel pada zaman itu, tetapi juga bagi kita hari ini. Pelajaran utama yang bisa diambil adalah tentang tanggung jawab kepemimpinan. Siapapun yang dipercayakan untuk memimpin, baik dalam lingkup keluarga, gereja, masyarakat, atau bahkan negara, memiliki kewajiban moral dan spiritual untuk melayani orang-orang yang mereka pimpin, bukan untuk dilayani.

Penting untuk diingat bahwa kepemimpinan yang sejati berpusat pada pengorbanan dan pelayanan, bukan pada kekuasaan dan keuntungan pribadi. Ketika para pemimpin justru "menggembalakan dirinya sendiri," mereka tidak hanya gagal dalam tugas mereka, tetapi juga membawa kehancuran bagi kawanan yang seharusnya mereka lindungi. Domba-domba yang tidak terawat akan menjadi lemah, rentan terhadap ancaman, dan pada akhirnya akan tercerai-berai.

Tuhan dalam kasih dan keadilan-Nya tidak akan membiarkan situasi ini berlangsung tanpa teguran. Melalui Yehezkiel, Tuhan berjanji akan turun tangan sendiri untuk "mencari dan menyelamatkan" domba-domba-Nya dan akan mengangkat seorang gembala yang benar (Tuhan Yesus Kristus) yang akan menggembalakan mereka dengan benar. Ini adalah pengingat bahwa Tuhan sangat peduli terhadap umat-Nya dan akan selalu menyediakan pemulihan bagi mereka yang kehilangan arah karena kepemimpinan yang buruk. Ayat ini menjadi peringatan abadi bagi para pemimpin untuk senantiasa merefleksikan motif dan tindakan mereka, memastikan bahwa mereka benar-benar melayani, bukan hanya memanfaatkan.