Yehezkiel 36:21

"Tetapi Aku menghargai kekudusan nama-Ku, yang telah kamu hinakan di antara bangsa-bangsa, ke mana pun kamu pergi."

Gambar simbol hati yang memancarkan cahaya, melambangkan nama Allah yang kudus

Ayat Yehezkiel 36:21 merupakan salah satu momen penting dalam nubuat yang disampaikan oleh Nabi Yehezkiel. Ayat ini berbicara tentang bagaimana Allah memandang nama-Nya dan bagaimana umat-Nya seharusnya menjaga kekudusan nama tersebut di hadapan bangsa-bangsa lain. Kata "kekudusan nama-Ku" bukanlah sekadar frasa religius, melainkan inti dari identitas dan otoritas ilahi. Ketika umat Allah bertindak tidak kudus, mereka secara langsung menodai nama Allah di mata dunia.

Konteks historis ayat ini penting untuk dipahami. Bangsa Israel pada masa itu sedang mengalami pembuangan di Babel. Mereka telah melakukan banyak hal yang tidak berkenan di hadapan Allah, yang menyebabkan mereka kehilangan tanah perjanjian dan dihamburkan di antara bangsa-bangsa asing. Bangsa-bangsa lain memandang rendah Israel, dan melalui perlakuan buruk atau ketidaktaatan Israel, mereka juga melihat Allah Israel sebagai Allah yang lemah atau tidak berkuasa. Inilah yang dimaksud dengan "menghinakan nama-Ku di antara bangsa-bangsa, ke mana pun kamu pergi." Tindakan umat mencerminkan karakter Allah mereka.

Namun, ayat ini juga memberikan harapan besar. Meskipun umat telah gagal, Allah berdaulat dan tidak akan membiarkan nama-Nya terus menerus dihina. Pernyataan "Tetapi Aku menghargai kekudusan nama-Ku" menunjukkan bahwa prioritas utama Allah adalah kemuliaan nama-Nya. Inilah yang menjadi dasar bagi pemulihan yang akan Allah lakukan. Allah tidak akan bertindak semata-mata karena jasa umat-Nya, tetapi demi nama-Nya sendiri. Ini adalah anugerah yang luar biasa; pemulihan bukan karena kelayakan manusia, tetapi karena kedaulatan dan kehendak baik Allah.

Nabi Yehezkiel melanjutkan nubuat ini dengan janji pemulihan yang radikal. Allah berjanji akan mengumpulkan kembali umat-Nya dari tempat-tempat pembuangan, memurnikan mereka, memberi mereka hati yang baru dan roh yang baru, serta mengembalikan mereka ke tanah perjanjian. Seluruh proses ini akan dilakukan agar bangsa-bangsa lain mengetahui bahwa "Akulah TUHAN," demikian firman Tuhan ALLAH, pada waktu Aku menunjukkan kekudusan-Ku di hadapan mereka dengan perantaraanmu. (Yehezkiel 36:23).

Dalam aplikasi modern, Yehezkiel 36:21 mengingatkan setiap orang percaya akan tanggung jawab untuk hidup kudus. Kehidupan kita, perkataan kita, dan perbuatan kita adalah cerminan Allah di dunia ini. Ketika kita hidup dalam ketaatan, kasih, dan kebenaran, kita memuliakan nama Allah. Sebaliknya, ketika kita jatuh ke dalam dosa, kita bukan hanya melukai diri sendiri, tetapi juga menodai nama Allah di mata orang lain. Ayat ini menginspirasi kerendahan hati dan ketergantungan total pada anugerah Allah untuk pemulihan dan kesucian, sambil juga memotivasi kita untuk menjadi saksi yang setia bagi kemuliaan-Nya.