Yehezkiel 36:3

"Oleh sebab itu, bernubuatlah melawan mereka dan katakan: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Karena kamu telah dijadikan sunyi sepi dan diludahi oleh bangsa-bangsa di sekeliling, sehingga kamu menjadi aib dan tertawaan bangsa-bangsa."
Gambar ilustrasi abstrak dengan bentuk-bentuk geometris yang melambangkan pemulihan dan harapan.

Kitab Yehezkiel, seorang nabi besar di masa pembuangan Babel, seringkali dipenuhi dengan nubuat penghukuman. Namun, di tengah-tengah janji pemulihan yang luar biasa, Tuhan juga menyampaikan firman-Nya yang keras namun penuh makna. Ayat Yehezkiel 36:3 menjadi salah satu titik tolak yang penting untuk memahami kondisi umat Israel saat itu dan janji Tuhan yang akan datang. Ayat ini berbunyi, "Oleh sebab itu, bernubuatlah melawan mereka dan katakan: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Karena kamu telah dijadikan sunyi sepi dan diludahi oleh bangsa-bangsa di sekeliling, sehingga kamu menjadi aib dan tertawaan bangsa-bangsa."

Dalam konteks historisnya, umat Israel sedang berada dalam masa pembuangan di Babel. Negeri mereka, Yerusalem dan Bait Suci, telah dihancurkan oleh tentara Babel. Bangsa Israel tercerai-berai, menjadi tawanan, dan mengalami penderitaan yang mendalam. Ayat ini secara gamblang menggambarkan betapa rendahnya kedudukan mereka di mata bangsa-bangsa lain. Mereka tidak hanya kehilangan tanah air, tetapi juga martabat dan kehormatan. Istilah "sunyi sepi" menunjukkan kehancuran dan ketidakberdayaan tanah mereka. "Diludahi oleh bangsa-bangsa di sekeliling" menggambarkan penghinaan yang mereka alami. Mereka menjadi objek ejekan dan kebencian, aib yang terus-menerus dipermalukan.

Namun, keindahan nubuat Tuhan tidak berhenti pada gambaran kesengsaraan. Dalam pasal 36 ini, Tuhan berjanji untuk memulihkan umat-Nya, bukan karena kebaikan mereka, tetapi karena nama-Nya yang kudus. Ayat-ayat selanjutnya akan berbicara tentang pembersihan, pemberian hati yang baru, dan Roh Kudus yang akan diam di dalam mereka. Yehezkiel 36:3 bukan hanya sekadar deskripsi kepedihan masa lalu, tetapi menjadi dasar untuk memahami mengapa Tuhan harus bertindak. Keadaan umat-Nya yang sedemikian rupa, yang dipermalukan oleh bangsa-bangsa, menjadi sebuah argumen bagi Tuhan sendiri untuk menunjukkan kuasa dan kemuliaan-Nya.

Pesan dari Yehezkiel 36:3 memiliki relevansi yang kuat bagi kehidupan rohani kita. Seringkali, kita juga dapat merasa terpuruk, dipermalukan, dan menjadi bahan tertawaan karena dosa atau kegagalan kita. Dalam dunia yang penuh dengan penilaian, mudah bagi kita untuk merasa rendah diri dan kehilangan harapan. Namun, seperti janji Tuhan kepada Israel, Dia tidak membiarkan umat-Nya dalam keadaan terhina selamanya. Dia berjanji untuk mengangkat kita, memulihkan martabat kita, dan menggunakan kehinaan kita sebagai panggung untuk menunjukkan kuasa penebusan-Nya.

Ketika kita membaca ayat ini, mari kita ingat bahwa di balik gambaran penghinaan itu, ada janji penebusan dan pemulihan yang jauh lebih besar. Tuhan peduli pada kehormatan nama-Nya di antara bangsa-bangsa, dan juga pada kehormatan anak-anak-Nya. Melalui Kristus, kita telah diangkat dari kehinaan dosa menjadi anak-anak Allah yang terhormat. Yehezkiel 36:3 mengingatkan kita akan kerapuhan kita sendiri, tetapi juga akan kesetiaan Tuhan yang tak tergoyahkan untuk memulihkan umat-Nya dan menyatakan kemuliaan-Nya di tengah-tengah segala keadaan. Ini adalah janji pembaruan yang berkesinambungan, sebuah pengingat bahwa dalam Tuhan, bahkan kehinaan pun dapat berubah menjadi kesaksian kemuliaan.