Yehezkiel 37:22

"dan Aku akan menjadikan mereka satu bangsa di tanah itu, di gunung-gunung Israel, dan seorang raja akan menjadi raja atas mereka sekalian; dan mereka tidak akan lagi menjadi dua bangsa, dan tidak akan lagi terbagi menjadi dua kerajaan."

SATU

Ayat Yehezkiel 37:22 adalah sebuah nubuat yang penuh harapan dan kekuatan, menawarkan gambaran yang jelas tentang masa depan pemulihan dan persatuan umat Allah. Dalam konteks sejarahnya, ayat ini muncul pada masa pembuangan, ketika bangsa Israel terpecah belah dan tercerai berai. Bangsa terbagi menjadi Kerajaan Utara (Israel) dan Kerajaan Selatan (Yehuda), yang masing-masing mengalami kehancuran dan pembuangan oleh bangsa asing. Di tengah keputusasaan inilah, Allah melalui nabi Yehezkiel memberikan janji pemulihan yang luar biasa.

Visi tentang lembah tulang-tulang kering yang dihidupkan kembali dalam pasal 37 sebelumnya menjadi fondasi bagi janji persatuan ini. Setelah menggambarkan kebangkitan yang ajaib dari kematian spiritual dan fisik, Allah berfirman mengenai langkah selanjutnya: penyatuan kembali umat-Nya. Frasa "Aku akan menjadikan mereka satu bangsa di tanah itu" menegaskan kembali gagasan pemulihan dari perpecahan. Ini bukan hanya tentang kembalinya mereka ke tanah perjanjian, tetapi juga tentang penyatuan kembali dalam identitas yang utuh. Tidak lagi ada pemisahan antara utara dan selatan, tidak ada perbedaan yang memecah belah.

Lebih lanjut, janji ini menekankan kehadiran seorang raja tunggal: "seorang raja akan menjadi raja atas mereka sekalian." Dalam konteks Israel kuno, raja adalah simbol kesatuan dan kepemimpinan. Pemisahan kerajaan menjadi dua telah menciptakan kebingungan kepemimpinan dan konflik internal. Nubuat ini menjanjikan kembalinya pemerintahan yang terpusat dan otoritas yang diakui oleh semua. Banyak penafsir melihat nubuat ini memiliki pemenuhan ganda. Secara historis, ini merujuk pada kembalinya bangsa Yehuda dari pembuangan Babel dan pembentukan kembali kerajaan di bawah kepemimpinan seperti Zerubabel. Namun, secara spiritual dan profetik, ini seringkali dihubungkan dengan kedatangan Yesus Kristus, Sang Raja Damai, yang mempersatukan umat-Nya, baik Yahudi maupun bangsa lain, ke dalam satu Kerajaan Allah yang kekal.

Pernyataan "dan mereka tidak akan lagi menjadi dua bangsa, dan tidak akan lagi terbagi menjadi dua kerajaan" merupakan penekanan yang kuat pada akhir perpecahan. Ini adalah janji pemulihan total, mengembalikan umat Allah ke keadaan kesatuan yang diinginkan-Nya sejak awal. Ini menggambarkan keadaan masa depan di mana tidak ada lagi perpecahan politik, kesukuan, atau bahkan spiritual yang mengoyak keutuhan umat-Nya. Sebaliknya, mereka akan hidup dalam harmoni di bawah satu kepemimpinan ilahi. Ayat ini mengingatkan kita bahwa Allah adalah Allah pemulihan dan kesatuan. Di tengah perpecahan dunia kita saat ini, janji Yehezkiel 37:22 menawarkan harapan bahwa Allah memiliki rencana untuk mempersatukan umat-Nya, menciptakan satu kawanan di bawah satu Gembala yang agung. Keindahan janji ini terletak pada kepastian ilahi dan visi masa depan yang penuh kedamaian serta persatuan yang tak terpecahkan.