"Dan ia membawa aku ke beranda luar, lalu ke empat tiang di sebelah utara, dan di sana ada tiga kamar pencucian. Ukuran tiap-tiap kamar pencucian itu adalah tiga hasta panjangnya dan tiga hasta lebarnya, dan jaraknya di antara kamar-kamar itu enam hasta. Juga tempat penyeberangan di antara tiang-tiang itu enam hasta, dan pintu masuk ke kamar-kamar itu dari beranda luar adalah sepuluh hasta, dan pintunya menghadap ke utara, tiga di sebelah utara, tiga di sebelah barat."
Ilustrasi skematis dari tata letak beranda luar dan kamar-kamar pencucian yang dijelaskan dalam Yehezkiel 40:31.
Kitab Yehezkiel, pasal 40 hingga 48, menyajikan sebuah penglihatan kenabian yang luar biasa mengenai pembangunan kembali bait suci. Penglihatan ini bukan sekadar gambaran arsitektural, tetapi juga simbol spiritual yang mendalam tentang hadirat Allah yang diperbaharui di tengah umat-Nya. Ayat 31 dari pasal 40 ini membawa kita pada detail spesifik dari struktur beranda luar, menyoroti keberadaan pilar-pilar yang kokoh dan kamar-kamar pencucian yang tersusun rapi. Deskripsi ini memberikan gambaran tentang ketelitian dan keteraturan yang menjadi ciri khas dari rancangan ilahi.
Perintah untuk mengukur, seperti yang dilakukan Yehezkiel, menekankan pentingnya detail dalam pekerjaan yang berhubungan dengan Allah. Tiga kamar pencucian di sebelah utara, dengan ukuran yang presisi—tiga hasta panjang dan tiga hasta lebar—menunjukkan adanya tempat yang didedikasikan untuk penyucian. Dalam konteks ibadah di bait suci, kegiatan penyucian sangat krusial. Ini melambangkan kebutuhan akan kekudusan dan pembersihan rohani bagi siapa pun yang mendekat kepada Allah. Jarak enam hasta antara kamar-kamar tersebut dan jarak yang sama untuk tempat penyeberangan, serta pintu masuk beranda luar yang sepuluh hasta, semuanya mengindikasikan sebuah tata letak yang terstruktur dan fungsional, dirancang untuk kelancaran proses ibadah.
Keberadaan pilar-pilar yang kokoh di sebelah utara, tempat tiga kamar pencucian berada, dapat diartikan sebagai fondasi yang kuat dan penopang yang tak tergoyahkan. Dalam pemahaman teologis, pilar sering kali melambangkan stabilitas, kekuatan, dan dukungan. Dalam konteks bait suci, pilar-pilar ini tidak hanya elemen struktural, tetapi juga pengingat akan keandalan dan keteguhan Allah dalam perjanjian-Nya dengan umat-Nya. Penggambaran ini, dengan tiga kamar di utara dan merujuk juga pada yang di barat, menunjukkan kesimetrisan dan kelengkapan rancangan yang telah diberikan.
Lebih jauh lagi, detail ukuran yang diberikan—tiga hasta, enam hasta, sepuluh hasta—menggambarkan sebuah proporsi yang harmonis. Angka tiga sering kali dikaitkan dengan kesempurnaan ilahi, sementara angka sepuluh bisa melambangkan kelengkapan atau ketertiban. Semua elemen ini, mulai dari pilar-pilar megah hingga kamar-kamar pencucian yang fungsional, bersama-sama membentuk gambaran sebuah tempat ibadah yang mulia, yang dirancang untuk memfasilitasi hubungan yang kudus antara Allah dan manusia. Yehezkiel 40:31, meskipun hanya sebuah potongan kecil dari gambaran besar, memberikan wawasan berharga mengenai bagaimana Allah memandang kekudusan, keteraturan, dan kemegahan dalam penyembahan kepada-Nya.