Kitab Yehezkiel memuat penglihatan kenabian yang luar biasa mengenai pembangunan kembali Bait Allah. Penglihatan ini bukan sekadar gambaran arsitektur, melainkan simbol yang kaya akan makna teologis dan spiritual bagi umat Allah. Salah satu elemen kunci dalam deskripsi Bait Allah yang baru ini adalah pengukuran yang detail, seperti yang tercatat dalam Yehezkiel 40:9. Ayat ini spesifik menyebutkan dimensi batu pilar di pintu gerbang, dengan lebar enam hasta baik dari satu sisi ke sisi yang lain.
Angka "enam" dalam konteks Alkitab seringkali melambangkan ketidaksempurnaan manusiawi atau sesuatu yang berada di bawah kesempurnaan Allah yang sering dilambangkan dengan angka tujuh. Namun, dalam konteks Bait Allah yang baru ini, pengukuran yang presisi, termasuk lebar enam hasta pada batu pilar, dapat diartikan sebagai penekanan pada struktur yang kokoh dan terdefinisi dengan jelas. Pintu gerbang yang memiliki lebar enam hasta, baik dari satu sisi ke sisi yang lain, menyiratkan akses yang terukur, tertib, dan mungkin juga batasan yang ditetapkan. Ini menunjukkan bahwa ibadah dan kehadiran Allah bukan sesuatu yang sembarangan, melainkan memerlukan pendekatan yang hormat dan sesuai dengan ketetapan-Nya.
Pengukuran yang berulang kali muncul dalam penglihatan Yehezkiel menegaskan kembali sifat ilahi dari Bait Allah ini. Ini bukan ciptaan manusia yang sembarangan, melainkan sebuah rancangan yang sempurna dari Allah sendiri. Setiap dimensi, setiap detail, memiliki makna. Lebar enam hasta pada batu pilar di pintu gerbang bisa juga diartikan sebagai persiapan untuk menyambut kedatangan Mesias, yang akan membawa kesempurnaan ke dalam rencana Allah.
Bait Allah yang baru ini bukan hanya sekadar bangunan fisik, tetapi juga merupakan gambaran dari kehadiran Allah di tengah umat-Nya. Ukuran dan struktur yang spesifik menunjukkan keteraturan dan keagungan ilahi. Ini adalah tempat di mana manusia dapat mendekat kepada Allah, namun dengan cara yang telah ditentukan oleh Allah sendiri. Penglihatan Yehezkiel ini memberikan harapan kepada umat Israel yang terbuang bahwa Allah tidak meninggalkan mereka, dan bahwa rencana-Nya untuk pemulihan dan kehadiran-Nya akan terwujud dalam kemuliaan yang lebih besar.
Memahami detail seperti pengukuran enam hasta pada batu pilar di pintu gerbang ini membantu kita untuk menghargai keseriusan dan kekudusan hadirat Allah. Ini juga mengingatkan kita bahwa dalam mendekati Tuhan, ada aturan dan ketetapan yang perlu kita perhatikan. Namun, di balik semua struktur dan pengukuran, tersimpan janji penebusan dan pemulihan yang sempurna, yang akhirnya digenapi dalam Yesus Kristus, Sang Mesias yang kedatangan-Nya diantisipasi oleh para nabi seperti Yehezkiel. Visi ini terus memberikan inspirasi tentang bagaimana kita harus menyikapi kekudusan Allah dan bagaimana Ia selalu menyediakan jalan bagi kita untuk berada dalam hadirat-Nya.