"Di atas ruangan itu, sampai ke pelataran luar, ada tiga tingkat, dengan tiang-tiang yang berornamen. Ruangan itu berhubungan dengan lantai yang lebih rendah, tetapi tingkat yang lebih tinggi tingkatannya lebih sempit."
Ayat dari Kitab Yehezkiel 41:17 ini mengajak kita untuk merenungkan rancangan Bait Allah yang luar biasa, sebuah gambaran arsitektur yang kompleks dan penuh makna spiritual. Deskripsi mengenai tingkatan, tiang-tiang berornamen, dan hubungan antar ruang memberikan wawasan tentang bagaimana umat Israel seharusnya berinteraksi dengan kehadiran ilahi. Bukan sekadar bangunan fisik, Bait Allah adalah simbol sentral dari hubungan perjanjian antara Allah dan umat-Nya.
Perhatikan bagaimana ayat ini menyebutkan adanya "tiga tingkat". Tingkatan ini sering diinterpretasikan sebagai representasi dari hierarki spiritual atau tahapan dalam perjalanan rohani. Tingkat yang lebih rendah, lebih lebar, mungkin melambangkan fondasi yang kokoh, tempat permulaan bagi mereka yang mendekat kepada Allah. Sementara itu, tingkat yang lebih tinggi, yang semakin sempit, bisa menyiratkan bahwa semakin dekat seseorang kepada kesucian ilahi, semakin dalam pemahaman dan komitmen yang dibutuhkan. Ini adalah perjalanan yang mengarah pada kedekatan yang lebih intim, namun juga menuntut keseriusan dan dedikasi yang lebih besar.
Tiang-tiang yang berornamen menambah keindahan dan kekokohan visual, melambangkan kekuatan, dukungan, dan keagungan Tuhan yang menopang seluruh struktur spiritual. Ornamen-ornamen tersebut mungkin juga mewakili kesaksian para nabi, para pelayan, dan umat setia yang menjadi pilar-pilar dalam penyembahan dan kehidupan rohani. Keterhubungan antar ruangan, meskipun dengan tingkatan yang berbeda, mengingatkan kita bahwa semua bagian dari umat Allah memiliki peran dan tempatnya dalam rencana ilahi.
Rancangan Bait Allah ini bukan sekadar catatan sejarah kuno. Ia menjadi cermin bagi kehidupan rohani kita di masa kini. Bagaimana kita membangun hubungan kita dengan Tuhan? Apakah kita hanya puas dengan "lantai yang lebih rendah", atau kita berani melangkah ke "tingkat yang lebih tinggi" dalam iman dan ketaatan kita? Apakah kita menyadari bahwa untuk mendekat kepada Allah, diperlukan pemurnian diri, penyerahan yang lebih dalam, dan kesediaan untuk hidup sesuai dengan standar kekudusan-Nya?
Ayat Yehezkiel 41:17 mengingatkan kita bahwa dalam mendekati Tuhan, ada sebuah proses dan ada sebuah struktur yang dirancang oleh Dia sendiri. Ia adalah Arsitek Agung dari segala sesuatu, termasuk rumah rohani kita. Dengan mempelajari detail-detail arsitektur Bait Allah, kita diajak untuk mengkonstruksi kehidupan kita sendiri agar selaras dengan kehendak-Nya, sehingga kita dapat mengalami kedekatan yang sesungguhnya dengan Sang Pencipta. Ini adalah panggilan untuk membangun Bait Allah di dalam hati kita, dengan struktur yang kokoh, dihiasi oleh iman, dan terhubung erat satu sama lain dalam kasih Kristus.