"Dan dari area itu engkau akan mengukur, sepanjang lima ratus puluh (550) hasta, dan lima ratus (500) hasta lebarnya; dan di tengah-tengahnya akan ada tempat suci, untuk para imam di sebelah utara, dan tanah suci di sebelah selatan, lima puluh (50) hasta lebarnya, dan seratus (100) hasta panjangnya."
Ilustrasi pembagian area berdasarkan Yehezkiel 45:3
Ayat Yehezkiel 45:3 menyajikan sebuah visi kenabian yang mendetail mengenai pembagian tanah perjanjian dalam tatanan yang baru. Ini bukanlah gambaran geografis biasa, melainkan sebuah cetak biru spiritual dan administratif yang diilhami ilahi. Ayat ini secara spesifik menyebutkan pengukuran area tertentu yang akan memiliki signifikansi khusus, terutama terkait dengan tempat suci dan keberadaan para imam.
Pengukuran yang diberikan, yaitu lima ratus lima puluh hasta panjang dan lima ratus hasta lebar, menunjukkan presisi yang luar biasa. Ini bukan sekadar perkiraan kasar, melainkan sebuah parameter yang jelas. Dalam konteks kenabian Yehezkiel, angka-angka ini sering kali memiliki makna simbolis yang lebih dalam, melambangkan kesempurnaan, ketertiban, dan pemulihan yang total di bawah pemerintahan Allah.
Bagian sentral dari area yang diukur ini ditetapkan sebagai "tempat suci." Ini menggarisbawahi pentingnya kekudusan dan kedekatan dengan hadirat Allah. Keberadaan tempat suci di tengah-tengah menunjukkan bahwa segala sesuatu yang lain dalam tatanan yang baru ini akan diatur dan diukur berdasarkan sentralitas Allah. Para imam, yang bertugas melayani di hadirat Tuhan, ditempatkan di area yang berdekatan, menandakan peran penting mereka dalam menjaga kekudusan dan memimpin umat.
Pembagian spesifik dengan dimensi lima puluh hasta lebarnya dan seratus hasta panjangnya untuk area para imam, serta pemisahan area untuk "tanah suci" di sisi lain, menunjukkan pengaturan yang terorganisir dengan baik. Ini bukan hanya sekadar ruang fisik, tetapi juga mencerminkan pembagian peran dan tanggung jawab dalam komunitas rohani. Seluruh tatanan ini dirancang untuk memastikan bahwa segala sesuatu berjalan sesuai dengan kehendak Tuhan, memuliakan nama-Nya, dan memelihara hubungan yang harmonis antara Allah dan umat-Nya.
Visi ini diwahyukan pada masa pembuangan Babel, saat bangsa Israel kehilangan tanah mereka dan Bait Suci mereka hancur. Oleh karena itu, gambaran ini memberikan harapan yang kuat akan pemulihan masa depan. Ini bukan hanya sekadar kembali ke masa lalu, tetapi sebuah permulaan baru yang lebih mulia dan tertata. Yehezkiel 45:3, bersama dengan ayat-ayat lain dalam pasal tersebut, melukiskan gambaran Yerusalem dan Bait Suci yang diperbaharui, menjadi pusat kesaksian bagi semua bangsa. Ini adalah janji tentang sebuah kerajaan yang akan didirikan di atas prinsip-prinsip kekudusan, ketertiban, dan keadilan ilahi, di mana umat Allah akan hidup dalam persekutuan yang tak terputus dengan Sang Pencipta mereka.