"Inilah nama-nama suku, dari utara di sisi jalan ke Emat sampai ke Hamat, dari tepi laut ke tepi laut, Yehuda, satu bagian." (Terjemahan TB)
Kitab Yehezkiel penuh dengan visi kenabian yang luar biasa, seringkali menggambarkan penghakiman Allah atas umat-Nya dan juga janji pemulihan yang gemilang. Salah satu bagian paling menarik dan penuh harapan terdapat pada pasal 48, yang menguraikan pembagian tanah Israel yang baru. Ayat pembukaannya, Yehezkiel 48:1, memberikan penunjuk arah geografis awal untuk visi yang luas ini. Ayat ini tidak hanya menyebutkan batas-batas baru, tetapi juga nama-nama suku yang akan menerima bagian mereka. Ini adalah gambaran ideal dan profetik, bukan sekadar peta geografis biasa.
Yehezkiel 48:1 secara spesifik menyebutkan arah utara sebagai titik awal. Ia menetapkan batas yang membentang dari utara, melewati daerah yang dikenal sebagai "jalan ke Emat" hingga "Hamat", yang merupakan wilayah geografis di bagian utara Suriah modern. Ini menunjukkan sebuah wilayah yang signifikan dan terstruktur. Selanjutnya, ia menyebutkan "dari tepi laut ke tepi laut", yang kemungkinan merujuk pada Laut Mediterania dan mungkin juga Laut Galilea atau Laut Mati, menandakan luasnya daratan yang akan dibagikan.
Penting untuk dicatat bahwa visi ini sering ditafsirkan sebagai gambaran Yerusalem dan wilayah sekitarnya di masa depan, yang sering dikaitkan dengan era Mesianik. Pembagian tanah yang dijelaskan dalam pasal ini sangat detail, termasuk untuk suku-suku Lewi dan para imam, serta tanah yang didedikasikan untuk Bait Allah yang baru. Ini menunjukkan tatanan yang baru, di mana kekudusan dan kehadiran Allah menjadi pusat dari seluruh kehidupan bangsa.
Meskipun ayat ini memberikan petunjuk geografis, makna teologisnya jauh lebih dalam. Pembagian tanah ini melambangkan pemulihan total umat Allah setelah periode pembuangan dan kehancuran. Ini adalah janji tentang tatanan baru yang didirikan di atas keadilan dan kesucian. Kehadiran Bait Allah di tengah-tengah pembagian tanah menekankan bahwa semua aspek kehidupan, termasuk kepemilikan dan kehidupan sehari-hari, akan berpusat pada hubungan dengan Tuhan.
Yehezkiel 48:1 dan pasal-pasal berikutnya bukan hanya sekadar catatan historis atau geografis, melainkan sebuah nubuat yang sarat dengan harapan dan kepastian akan pemulihan yang sempurna. Visi ini menegaskan kembali kedaulatan Allah atas ciptaan-Nya dan kesetiaan-Nya untuk memulihkan umat-Nya, memberikan tempat yang terjamin dan teratur di bawah pemerintahan-Nya. Ini adalah pengingat yang kuat tentang rencana akhir Allah yang meliputi pemulihan dan keharmonisan bagi umat-Nya di tanah yang diberkati.
Penjelasan lebih lanjut tentang pembagian tanah dan Bait Allah dapat ditemukan dalam ayat-ayat Yehezkiel berikutnya. Untuk studi lebih mendalam, Anda dapat merujuk pada terjemahan Alkitab lainnya atau tafsir alkitabiah yang relevan.