Nama kota itu mulai dari hari itu ialah: TUHAN YAHWEH KOTA KAMI.
Kitab Yehezkiel, terutama pasal 40 hingga 48, menyajikan visi kenabian yang luar biasa tentang Bait Allah dan tatanan baru Yerusalem. Di tengah deskripsi rinci tentang tata letak fisik, persembahan, dan aturan keimaman, terdapat sebuah penegasan ilahi yang menyentuh hati di akhir pasal 48. Ayat 34, "Nama kota itu mulai dari hari itu ialah: TUHAN YAHWEH KOTA KAMI," bukanlah sekadar sebuah nama, melainkan sebuah identitas yang mendalam dan penuh makna bagi kota suci yang digambarkan.
Visi ini menampilkan sebuah kota yang tidak hanya megah secara arsitektur tetapi juga dipenuhi dengan kehadiran Allah yang permanen. Nama "TUHAN YAHWEH KOTA KAMI" secara langsung menghubungkan kota tersebut dengan Sang Pencipta. Ini menandakan bahwa Allah bukanlah entitas yang jauh atau terpisah, melainkan Ia hadir di tengah-tengah umat-Nya. Kata "YAHWEH" sendiri adalah nama perjanjian Allah yang menunjukkan kesetiaan-Nya dan hubungan pribadi-Nya dengan umat-Nya. Dengan menamakan kota itu demikian, Yehezkiel menegaskan bahwa sumber kemuliaan, keamanan, dan kehidupan kota itu adalah Allah sendiri.
Dalam konteks historis, visi ini datang pada masa pembuangan Babel, ketika umat Israel kehilangan rumah, Bait Allah, dan identitas mereka. Visi tentang kota yang baru dan nama yang mulia ini memberikan harapan yang kuat bahwa Allah tidak melupakan mereka. Ia berjanji untuk memulihkan mereka dan mendirikan kembali sebuah tempat di mana kehadiran-Nya akan dinyatakan dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya. Nama kota itu menjadi pengingat konstan akan janji pemulihan dan kasih setia Allah.
Lebih dari sekadar gambaran masa lalu, makna ayat ini juga melampaui batas-batas fisik Yerusalem. Bagi orang percaya, nama "TUHAN YAHWEH KOTA KAMI" dapat diperluas untuk mencakup Gereja, yaitu persekutuan orang percaya yang dipanggil untuk menjadi tempat kediaman Roh Kudus. Di mana pun umat Allah berkumpul dalam iman dan penyembahan, di situlah kehadiran Allah dimuliakan dan diakui. Kota ini menjadi simbol komunitas yang hidup di bawah pemerintahan Allah yang penuh kasih dan kuasa.
Keindahan nama ini terletak pada pengakuan bahwa Allah adalah pelindung dan sumber segalanya. "KOTA KAMI" menunjukkan kepemilikan dan keterikatan yang erat. Ini bukan kota yang dibangun oleh manusia semata, tetapi kota yang keberadaannya dan kemuliaannya berasal dari Allah. Keamanan dan kedamaian kota tersebut tidak bergantung pada tembok-temboknya atau kekuatan militernya, tetapi pada kehadiran TUHAN YAHWEH yang menjadi bentengnya.
Pada akhirnya, Yehezkiel 48:34 mengajarkan kita tentang pentingnya menempatkan Allah sebagai pusat kehidupan kita dan komunitas kita. Ketika nama-Nya dihormati dan kehadiran-Nya diakui, maka kehidupan kita, seperti kota yang digambarkan dalam visi Yehezkiel, akan menjadi tempat yang mulia, aman, dan penuh berkat. Ini adalah undangan untuk senantiasa mengandalkan TUHAN YAHWEH sebagai KOTA KITA, sumber perlindungan dan kemuliaan abadi.