"Aku akan mendatangkan kelaparan dan binatang buas atasmu, dan mereka akan melahap anak-anakmu; sampar dan pertumpahan darah akan menimpa engkau, dan pedang akan Kutimpakan kepadamu. Aku, TUHAN, telah berfirman."
Ayat Yehezkiel 5:17 merupakan peringatan keras dari Tuhan yang disampaikan melalui nabi Yehezkiel. Ayat ini menggambarkan dampak kehancuran yang mengerikan yang akan menimpa umat pilihan Tuhan, yaitu bangsa Israel, akibat dosa-dosa dan pemberontakan mereka. Kata-kata yang digunakan sangat kuat dan lugas: kelaparan, binatang buas yang melahap anak-anak, sampar, pertumpahan darah, dan pedang. Semua ini adalah gambaran dari malapetaka yang bersifat total dan meluas.
Penting untuk memahami konteks di balik peringatan ini. Bangsa Israel pada masa itu telah jauh menyimpang dari jalan Tuhan. Mereka telah menyembah berhala, melakukan ketidakadilan sosial, dan melupakan perjanjian yang telah mereka buat dengan Pencipta mereka. Tuhan, dalam kasih dan keadilan-Nya, tidak dapat membiarkan dosa terus berlanjut tanpa konsekuensi. Namun, hukuman ini bukan semata-mata sebagai pembalasan yang kejam, melainkan sebagai sarana untuk membawa umat-Nya kembali kepada kesadaran dan pertobatan.
Penggambaran "binatang buas yang melahap anak-anakmu" sangat menyayat hati. Ini menunjukkan betapa dalamnya kehancuran dan penderitaan yang akan dialami, bahkan generasi yang paling rentan pun tidak akan luput. Kelaparan dan sampar adalah bencana alam yang sering kali menjadi akibat dari ketidakmampuan mengelola sumber daya atau kesehatan masyarakat yang buruk, yang pada gilirannya dapat diperparah oleh keadaan sosial yang kacau. Pedang, sebagai simbol peperangan, menegaskan bahwa konflik dan kekerasan akan menjadi bagian dari malapetaka ini.
Meskipun ayat ini terdengar menakutkan, ia juga mengandung pesan tentang keadilan ilahi. Tuhan adalah Tuhan yang kudus dan adil. Dia tidak bisa mengabaikan dosa, tetapi Dia juga adalah Tuhan yang penuh belas kasihan. Peringatan ini adalah undangan untuk berbalik sebelum kehancuran itu terjadi sepenuhnya. Tuhan mengungkapkan "Aku, TUHAN, telah berfirman" untuk menekankan otoritas dan kepastian dari nubuat ini. Firman Tuhan adalah kebenaran yang tidak dapat dibantah.
Dalam konteks yang lebih luas, ayat ini mengajarkan bahwa tindakan memiliki konsekuensi. Baik bagi individu maupun bangsa, ketidaktaatan kepada Tuhan akan membawa penderitaan. Namun, di balik setiap peringatan dan hukuman, selalu ada tawaran pengampunan dan pemulihan bagi mereka yang mau bertobat dan kembali kepada Tuhan dengan tulus hati. Yehezkiel 5:17, meskipun keras, adalah bagian dari narasi besar tentang hubungan Tuhan dengan umat manusia, sebuah kisah tentang keadilan, peringatan, dan pada akhirnya, harapan untuk pemulihan.