Kitab Yehezkiel, seorang nabi yang diasingkan ke Babel, menyampaikan pesan-pesan ilahi yang seringkali tegas dan penuh peringatan. Ayat Yehezkiel 5:9 merupakan salah satu pernyataan kuat dari Tuhan mengenai murka-Nya terhadap dosa dan ketidaktaatan umat-Nya. Frasa "akan membuat telinga siapa saja yang mendengarnya berdesing" menyiratkan sebuah konsekuensi yang sangat berat, sesuatu yang begitu mengejutkan, mengerikan, dan tak terbayangkan sebelumnya.
Dalam konteks sejarah, ayat ini seringkali merujuk pada penghukuman yang akan ditimpakan kepada bangsa Israel karena dosa-dosa mereka yang berulang, termasuk penyembahan berhala, ketidakadilan sosial, dan penolakan terhadap peringatan nabi. Tuhan, dalam kesucian dan keadilan-Nya, tidak dapat membiarkan dosa berlalu begitu saja. Murka-Nya adalah reaksi terhadap kejahatan yang telah merusak hubungan antara Tuhan dan umat-Nya, serta merusak tatanan masyarakat itu sendiri.
Ayat ini tidak hanya berbicara tentang hukuman fisik atau kerugian materi. "Membuat telinga berdesing" juga bisa merujuk pada dampak psikologis dan emosional yang mendalam. Bayangkan sebuah berita yang begitu mengerikan sehingga seseorang tidak dapat memprosesnya, atau menyaksikan peristiwa yang begitu traumatis sehingga meninggalkan luka batin yang tak tersembuhkan. Penghukuman ilahi yang diisyaratkan dalam ayat ini pastilah melampaui penderitaan manusia biasa.
Yehezkiel seringkali menggunakan gambaran visual yang kuat untuk menyampaikan pesan Tuhan. Tindakan yang akan dilakukan Tuhan adalah sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya, sebuah demonstrasi kekuatan dan keadilan-Nya yang akan dikenang sepanjang masa. Ini bisa berarti kehancuran kota, pembuangan massal, atau hilangnya kedaulatan. Intinya adalah bahwa dosa memiliki konsekuensi yang dahsyat, dan Tuhan tidak akan tinggal diam melihat umat-Nya tersesat dalam kebejatan.
Meskipun ayat ini berasal dari konteks sejarah kuno, pesannya tetap relevan hingga kini. Tuhan tetaplah Tuhan yang kudus dan adil. Dosa, dalam bentuk apapun, tetap memiliki konsekuensi. Perilaku yang "keji" yang dibicarakan dalam ayat ini dapat diinterpretasikan sebagai tindakan yang bertentangan dengan prinsip-prinsip moral dan etika ilahi, seperti kebohongan, keserakahan, kekerasan, dan penipuan.
Peristiwa dunia yang seringkali mengejutkan dan mengerikan, mulai dari bencana alam hingga konflik sosial, dapat dilihat sebagai pengingat bahwa ada tatanan moral yang lebih besar yang bekerja di alam semesta. Ayat Yehezkiel 5:9 mengajarkan pentingnya kesadaran akan dosa dan pentingnya pertobatan. Tuhan menawarkan kesempatan untuk kembali kepada-Nya, tetapi juga menegaskan bahwa ada harga yang harus dibayar jika kita terus menerus menolak jalan-Nya. Pesan ini adalah panggilan untuk hidup dalam ketaatan dan kesucian, agar kita tidak menjadi sasaran murka ilahi yang akan membuat telinga kita berdesing.