Yehezkiel 6:2

"Hai anak manusia, arahkanlah mukamu kepada gunung-gunung Israel, dan bernubuatlah melawan mereka."

Keindahan Tanpa Hati Di negeri yang indah namun terabaikan

Ayat Yehezkiel 6:2 merupakan pembuka dari serangkaian nubuat yang ditujukan oleh Nabi Yehezkiel kepada bangsa Israel. Perintah untuk mengarahkan muka kepada gunung-gunung Israel dan bernubuat melawan mereka bukan sekadar instruksi geografis, melainkan sebuah metafora yang mendalam. Gunung-gunung dalam konteks Alkitab sering kali melambangkan tempat-tempat tinggi yang digunakan untuk penyembahan berhala, pusat-pusat keagamaan yang telah menyimpang dari jalan Tuhan.

Nubuat ini datang di masa yang sulit bagi bangsa Israel. Mereka telah jatuh dalam kemerosotan moral dan spiritual, mengabaikan hukum Tuhan dan beralih menyembah dewa-dewa asing. Allah, melalui Yehezkiel, menyatakan ketidaksetujuan-Nya terhadap perilaku tersebut. Gunung-gunung Israel, yang seharusnya menjadi simbol kekuatan dan kemurnian, kini menjadi saksi bisu dari kesesatan umat-Nya. Dengan mengarahkan pandangannya ke sana, Yehezkiel diarahkan untuk menyampaikan pesan penghakiman dan pertobatan.

Pesan yang disampaikan melalui Yehezkiel seringkali keras dan tegas, mencerminkan keseriusan dosa yang telah diperbuat. Namun, di balik penghakiman, selalu ada janji pemulihan dan harapan. Tuhan tidak pernah sepenuhnya meninggalkan umat-Nya. Perintah untuk bernubuat di gunung-gunung ini menggarisbawahi keadilan ilahi, di mana dosa pasti akan menghadapi konsekuensi, tetapi juga merupakan undangan untuk kembali kepada-Nya.

Bagi kita hari ini, ayat ini mengajarkan pentingnya pengawasan rohani. Sama seperti Yehezkiel diarahkan untuk melihat "gunung-gunung" dosa dan kesesatan, kita pun perlu peka terhadap hal-hal dalam hidup kita dan dunia di sekitar kita yang menjauhkan kita dari Tuhan. Apakah itu kebiasaan buruk, kesombongan hati, atau pengaruh negatif lainnya, kita dipanggil untuk mengenali dan menghadapi mereka.

Pertobatan adalah kunci utama dalam narasi Israel. Allah menginginkan mereka berbalik dari jalan yang salah dan kembali kepada ketaatan. Pesan ini relevan hingga kini. Kita diajak untuk senantiasa memeriksa hati dan tindakan kita, memastikan bahwa kita hidup sesuai dengan kehendak-Nya. Gunung-gunung Israel dalam Yehezkiel 6:2 mengingatkan kita bahwa penyembahan yang benar haruslah tulus dan terpusat pada satu Tuhan yang benar, bukan pada ilusi atau kesesatan yang hanya membawa kehancuran.

Menerima firman Tuhan, meskipun seringkali mengandung teguran, adalah langkah awal menuju pemulihan. Seperti pemandangan senja yang teduh pada ilustrasi di atas, harapan dan kedamaian hanya dapat ditemukan ketika kita kembali kepada sumber kehidupan sejati. Pesan Yehezkiel 6:2 adalah panggilan untuk melihat, mengenali, dan bertindak, demi kebaikan diri sendiri dan hubungan kita dengan Sang Pencipta.