Yehezkiel 7:11

"Kekerasan sudah bangkit menjadi tongkat kejahatan; segala sesuatu yang tinggal di dalamnya akan binasa, baik kekayaan maupun keramaian dan segala yang berharga di dalamnya."

Ayat Yehezkiel 7:11 menyoroti konsekuensi serius dari kejahatan yang merajalela. Perkataan ini berasal dari nabi Yehezkiel yang menyampaikan pesan penghakiman Allah terhadap Israel karena dosa-dosa mereka. Frasa "kekerasan sudah bangkit menjadi tongkat kejahatan" menggambarkan sebuah situasi di mana kejahatan tidak lagi tersembunyi atau hanya dalam niat, melainkan telah menjadi alat yang aktif digunakan untuk menindas dan merusak. Tongkat, dalam konteks ini, melambangkan kekuatan yang digunakan untuk menghantam, mengendalikan, atau menghancurkan.

Ketika kekerasan menjadi "tongkat kejahatan," ini menandakan bahwa dosa telah mencapai titik kritis. Kebejatan moral dan ketidakadilan bukan lagi sebuah penyimpangan, melainkan telah menjadi norma yang dominan. Dampaknya sangat luas dan menghancurkan, seperti yang diungkapkan dalam kelanjutan ayat: "segala sesuatu yang tinggal di dalamnya akan binasa, baik kekayaan maupun keramaian dan segala yang berharga di dalamnya." Ini adalah gambaran kehancuran total yang menimpa sebuah masyarakat atau bangsa yang telah berpaling dari prinsip-prinsip kebenaran dan keadilan ilahi. Kekayaan yang dikumpulkan melalui cara-cara yang tidak benar, kemegahan sosial, dan segala sesuatu yang dianggap berharga oleh manusia, semuanya akan lenyap tak bersisa.

Pesan ini bukan sekadar ramalan historis semata, tetapi juga berfungsi sebagai peringatan abadi. Ayat ini mengingatkan kita bahwa tindakan ketidakadilan dan kekerasan memiliki konsekuensi yang pasti. Dalam setiap era, masyarakat yang membiarkan kejahatan berakar dan merajalela akan menghadapi akibat yang pahit. Allah yang adil tidak akan membiarkan kejahatan berlangsung selamanya tanpa pertanggungjawaban. Kehancuran yang digambarkan dalam Yehezkiel 7:11 adalah bukti nyata bahwa ada batasan terhadap kesabaran ilahi ketika berhadapan dengan dosa yang disengaja dan berkelanjutan.

Di sisi lain, ayat ini juga dapat dilihat sebagai panggilan untuk pertobatan. Menyadari potensi kehancuran yang timbul dari kejahatan seharusnya mendorong individu dan masyarakat untuk mencari jalan kebenaran. "Segala sesuatu yang berharga" yang disebutkan dalam ayat ini dapat merujuk pada nilai-nilai spiritual, hubungan yang sehat, dan kedamaian yang hanya dapat ditemukan ketika berpegang teguh pada prinsip-prinsip moral dan etika yang benar. Dengan menjauhi kekerasan dan kejahatan, serta merangkul keadilan dan belas kasihan, umat manusia dapat terhindar dari murka ilahi dan menemukan pemulihan serta kehidupan yang berkelimpahan.