Yeremia 10:22 - Tanda Kebijaksanaan Ilahi

"Sesungguhnya, sebentar lagi akan terdengar kabar, dan suara gemuruh; malapetaka datang dari utara, dan akan menjadi ketakutan bagi seluruh negeri."
Ilustrasi Puing-puing dan Langit Cerah dengan Awan Dalam Kemerlap Langit yang Cerah

Ayat Yeremia 10:22 berbicara tentang malapetaka yang akan datang. Kata-kata ini, diucapkan oleh Nabi Yeremia, membawa peringatan yang kuat dari Tuhan. Ketika Tuhan berbicara tentang malapetaka, itu bukanlah ancaman kosong, melainkan pengumuman yang berakar pada keadilan dan rencana-Nya yang lebih besar, meskipun seringkali sulit dipahami oleh manusia. "Sebentar lagi akan terdengar kabar, dan suara gemuruh; malapetaka datang dari utara, dan akan menjadi ketakutan bagi seluruh negeri." Frasa "dari utara" seringkali merujuk pada kekuatan penyerang yang akan datang dari arah tersebut, membawa kehancuran dan ketakutan. Ini adalah gambaran yang mengerikan, tetapi di balik setiap peringatan ada panggilan untuk merespons.

Pesan ini bukan sekadar ramalan historis semata. Ia memiliki makna spiritual yang mendalam bagi setiap zaman. Malapetaka yang digambarkan bisa jadi manifestasi fisik dari peperangan, bencana alam, atau bahkan krisis moral dan spiritual yang melanda suatu bangsa. Yang terpenting dari ayat ini adalah respon yang seharusnya kita ambil. Tuhan tidak hanya memperingatkan, tetapi juga menawarkan jalan keluar, sebuah undangan untuk kembali kepada-Nya. Kebijaksanaan ilahi seringkali terbungkus dalam teguran atau peringatan, agar umat-Nya menyadari kesalahannya dan mencari perlindungan serta bimbingan dari Sang Pencipta.

Dalam konteks yang lebih luas, pesan Yeremia menekankan kedaulatan Allah atas segala peristiwa dunia. Dia adalah Allah yang berkuasa, yang mengatur sejarah dan memiliki pengetahuan akan masa depan. Ketika malapetaka datang, itu tidak berarti Allah telah meninggalkan umat-Nya, melainkan seringkali merupakan konsekuensi dari penolakan terhadap kehendak-Nya. Namun, di tengah kegelapan, ada janji harapan. Peringatan ini seharusnya mendorong kita untuk introspeksi diri, meninjau kembali prioritas hidup, dan memperkuat iman kita kepada Tuhan.

Memahami Yeremia 10:22 berarti mengakui bahwa ada kuasa yang lebih besar dari sekadar kekuatan manusia atau alam. Ada rencana ilahi yang sedang bekerja, bahkan ketika hal-hal buruk terjadi. Ayat ini mengundang kita untuk mencari hikmat dari Tuhan, bukan dari ilah-ilah buatan manusia yang tidak berdaya. Ketaatan, doa, dan persekutuan yang erat dengan Tuhan adalah jangkar kita di tengah badai kehidupan. Dengan demikian, malapetaka yang mungkin datang dari arah mana pun, tidak akan menggoyahkan iman kita, karena kita tahu siapa yang memegang kendali. Kita dipanggil untuk bersiap, bukan dengan rasa takut yang melumpuhkan, tetapi dengan keyakinan pada kasih dan pemeliharaan-Nya.