Yeremia 11:10

"Mereka kembali kepada kedurjanaan nenek moyang mereka yang dahulu enggan mendengarkan perkataan-Ku, dan mengikuti ilah-ilah lain untuk melayani mereka. Kalau mereka berbuat demikian, maka perjanjian-Ku yang telah Kuadakan dengan nenek moyang mereka itu dilanggar."

Perjanjian Ditolak

Firman Tuhan yang disampaikan melalui Nabi Yeremia dalam pasal 11 ayat 10 ini menjadi sebuah peringatan keras bagi umat Israel pada zamannya. Ayat ini mengungkapkan sebuah pola perilaku yang berulang dalam sejarah bangsa tersebut: kembali kepada dosa dan penyembahan berhala yang telah dilakukan oleh nenek moyang mereka. Ini bukanlah sekadar kesalahan kecil, melainkan sebuah penolakan terang-terangan terhadap firman dan janji Tuhan.

Kata "kedurjanaan nenek moyang" menyiratkan bahwa dosa-dosa tersebut bukanlah sesuatu yang baru, melainkan warisan buruk yang terus diwariskan dari generasi ke generasi. Nenek moyang mereka telah menolak untuk mendengarkan perkataan Tuhan, memilih untuk mengikuti jalan mereka sendiri yang menyesatkan. Dan kini, generasi penerus memilih untuk melanjutkan jejak yang sama, bahkan lebih parah. Mereka tidak hanya melupakan Tuhan, tetapi juga aktif mencari dan melayani ilah-ilah lain.

Konsekuensi dari perilaku ini sangatlah serius. Tuhan menyatakan, "Kalau mereka berbuat demikian, maka perjanjian-Ku yang telah Kuadakan dengan nenek moyang mereka itu dilanggar." Perjanjian antara Tuhan dan umat-Nya adalah fondasi hubungan mereka. Perjanjian ini mengandung janji berkat jika mereka taat, dan konsekuensi jika mereka mengingkarinya. Dengan kembali kepada dosa dan ilah-ilah asing, umat Israel secara aktif memutuskan ikatan perjanjian tersebut. Mereka membatalkan janji-janji perlindungan dan kasih karunia yang telah Tuhan berikan.

Yeremia 11:10 mengingatkan kita tentang pentingnya kesetiaan dalam hubungan dengan Tuhan. Dosa, terutama dosa warisan dan pengabaian terhadap firman Tuhan, dapat merusak hubungan spiritual kita. Seperti bangsa Israel, kita juga dipanggil untuk tidak mengulangi kesalahan masa lalu dan senantiasa mendengarkan suara Tuhan. Menjaga kesetiaan pada perjanjian-Nya adalah kunci untuk terus merasakan berkat dan pemeliharaan-Nya dalam kehidupan kita. Kejatuhan ke dalam penyembahan berhala modern—entah itu materi, kekuasaan, atau kesenangan duniawi—tetaplah merupakan pelanggaran terhadap perjanjian yang mengikat kita kepada Sang Pencipta.