Yeremia 11:22

"Sebab beginilah firman TUHAN: Lihat, Aku akan mendatangkan bencana atas mereka, yang tidak dapat mereka hindari; mereka akan berseru-pora kepada-Ku, tetapi Aku tidak akan mendengarkan mereka."

Ayat Yeremia 11:22 seringkali dibaca dalam konteks peringatan ilahi yang tegas. Ayat ini muncul dalam sebuah seruan kenabian yang ditujukan kepada bangsa Israel. Nabi Yeremia, yang seringkali menyampaikan pesan-pesan yang sulit, memperingatkan umat tentang konsekuensi dari ketidaktaatan mereka yang terus-menerus kepada Tuhan. Pesan ini bukan sekadar ancaman kosong, melainkan sebuah pernyataan tentang keadilan ilahi yang tak terhindarkan ketika manusia secara sadar berpaling dari jalan Tuhan dan menolak ajaran-Nya.

Ketika Tuhan berfirman, "Lihat, Aku akan mendatangkan bencana atas mereka, yang tidak dapat mereka hindari," ini menunjukkan sebuah intervensi ilahi yang akan menimpa umat tersebut. Bencana ini bukanlah sesuatu yang acak atau kebetulan, melainkan sebuah konsekuensi langsung dari pilihan-pilihan mereka. Tuhan yang Maha Pengasih juga adalah Tuhan yang Maha Adil, dan keadilan-Nya menuntut pertanggungjawaban atas pelanggaran perjanjian yang telah mereka buat. Kata "tidak dapat mereka hindari" menekankan keseriusan dan ketidakberdayaan mereka dalam menghadapi dampak dari tindakan mereka sendiri.

Selanjutnya, ayat ini menambahkan elemen yang lebih menyedihkan: "mereka akan berseru-pora kepada-Ku, tetapi Aku tidak akan mendengarkan mereka." Frasa "berseru-pora" menunjukkan keputusasaan dan keseriusan dalam mencari pertolongan. Mereka akhirnya menyadari kesalahan mereka dan ingin kembali kepada Tuhan. Namun, ada kalanya pertobatan datang terlambat. Tuhan tidak mendengar mereka bukan karena Dia tidak mau, melainkan karena mereka telah terlalu lama mengabaikan suara-Nya. Penolakan mereka terhadap pesan-pesan peringatan sebelumnya, pengabaian terhadap hukum-Nya, dan terus menerus mengikuti jalan yang sesat, telah menciptakan sebuah jurang pemisah yang mendalam.

Ayat Yeremia 11:22 mengajarkan sebuah pelajaran penting tentang hubungan antara manusia dan Tuhan. Ketaatan dan kesetiaan kepada Tuhan akan mendatangkan berkat dan perlindungan. Sebaliknya, pengabaian dan pemberontakan akan membawa konsekuensi yang berat. Tuhan selalu memberikan kesempatan untuk bertobat, namun ada batas waktu dan kesabaran-Nya. Ketika kesabaran itu habis, dan manusia terus menerus menolak panggilan-Nya, mungkin tibalah saatnya di mana seruan pertolongan mereka tidak lagi dapat dijawab dengan cara yang sama. Pesan ini mengingatkan kita untuk hidup dalam kesadaran akan kehadiran Tuhan, menghargai firman-Nya, dan senantiasa berjalan di jalan kebenaran-Nya, agar kita tidak mengalami penyesalan di kemudian hari, saat kesempatan untuk menerima kasih karunia-Nya telah berlalu. Ini adalah pengingat yang kuat untuk hidup dalam ketaatan dan menanggapi panggilan Tuhan dengan segera.