Peringatan Berkat

Yeremia 11:8

"Tetapi mereka tidak mau mendengarkan, bahkan mereka menjauhkan telinga untuk mendengar, maka aku akan mendatangkan atas mereka segala perkataan perjanjian ini, yang telah Kuperintahkan kepada nenek moyang mereka, pada waktu Aku membawa mereka keluar dari tanah Mesir."

Mendengarkan Panggilan Allah: Sebuah Pilihan yang Menentukan

Kitab Yeremia adalah nubuatan yang kaya akan makna, sering kali menyampaikan pesan peringatan dan harapan dari Allah kepada umat-Nya. Ayat 11:8 secara khusus menyoroti inti dari hubungan Allah dengan umat-Nya: kepatuhan yang lahir dari pendengaran. Pesan ini tidak hanya ditujukan kepada generasi Yeremia, tetapi juga mencerminkan prinsip ilahi yang berlaku sepanjang masa. Allah menyatakan kesedihan-Nya atas ketidakpedulian umat-Nya untuk mendengarkan firman-Nya. Mereka tidak hanya menolak untuk mendengar, tetapi secara aktif menjauhkan telinga mereka dari suara kebenaran yang datang dari Sang Pencipta.

Tindakan "menjauhkan telinga" ini bukan sekadar kelalaian pasif, melainkan penolakan aktif terhadap otoritas dan kebaikan Allah. Ini adalah sebuah pemberontakan yang mengarah pada konsekuensi. Allah, dalam kedaulatan-Nya yang penuh keadilan, mengumumkan bahwa Ia akan "mendatangkan atas mereka segala perkataan perjanjian ini." Perjanjian ini merujuk pada hukum dan perintah yang telah diberikan Allah kepada nenek moyang mereka saat membebaskan mereka dari perbudakan di Mesir. Janji-janji berkat dan ancaman hukuman tertanam dalam perjanjian tersebut, sebuah pengingat bahwa ketaatan membawa kehidupan, sementara ketidaktaatan membawa kehancuran.

Konsekuensi dari Ketidaktaatan

Ayat ini menegaskan bahwa Allah tidak akan membiarkan ketidaktaatan berlalu begitu saja. Ada konsekuensi nyata yang mengikuti penolakan untuk mendengarkan dan mematuhi firman-Nya. Peringatan ini bukan dimaksudkan untuk menakut-nakuti, tetapi sebagai panggilan untuk introspeksi dan pertobatan. Ketika umat menjauh dari Allah, mereka secara otomatis mendekatkan diri pada kesengsaraan dan hukuman yang telah diperingatkan. Ini adalah cara Allah untuk menarik perhatian mereka kembali, meskipun melalui jalan yang sulit.

Pesan Yeremia 11:8 juga mengingatkan kita bahwa Allah memegang teguh perjanjian-Nya. Ketika umat-Nya melanggar syarat-syarat perjanjian, mereka akan menuai apa yang telah mereka tabur. Namun, di balik peringatan keras ini, selalu tersirat sebuah harapan. Allah selalu membuka pintu bagi pertobatan. Sejarah Israel penuh dengan siklus pemberontakan dan pemulihan, menunjukkan kasih karunia Allah yang tak terbatas bagi mereka yang mau kembali kepada-Nya dengan hati yang tulus.

Belajar dari Masa Lalu untuk Masa Depan

Sebagai pembaca masa kini, kita dapat merenungkan prinsip yang sama dalam hidup kita. Apakah kita benar-benar mendengarkan suara Allah dalam kehidupan kita? Ataukah kita, seperti umat Israel di zaman Yeremia, cenderung menjauhkan telinga kita dari kebenaran-Nya, terutama ketika kebenaran itu menuntut perubahan atau pengorbanan? Yeremia 11:8 adalah pengingat yang kuat bahwa hubungan kita dengan Allah tidak bersifat pasif. Hubungan itu membutuhkan pendengaran yang aktif, iman yang memimpin pada ketaatan, dan kemauan untuk belajar dari peringatan-Nya. Dengan mendengarkan dan mematuhi, kita membuka diri untuk menerima berkat-berkat perjanjian yang telah dijanjikan Allah kepada mereka yang mengasihi dan menaati-Nya.